"Pengenalan hubungan industrial sejak dini kepada calon angkatan kerja sangat penting, sebagai upaya mewujudkan hubungan kerja yang harmonis antara pengusaha dengan pekerja/buruh di tempat kerja," kata Menaker usai kegiatan yang dihadiri sekitar 1.000 siswa yang berasal dari 10 SMK di wilayah Bekasi.
Diharapkan melalui kegiatan itu, calon angkatan kerja dapat memahami bagaimana hubungan industrial ke depannya antara perusahaan dan pekerja sehingga ketika sudah memasuki dunia kerja para calon angkatan kerja sudah dapat memahami hak dan kewajibannya sebagai pekerja, katanya.
Hanif mengatakan para siswa SMK calon angkatan kerja itu harus mempersiapkan diri dalam menghadapi lapangan kerja dan memiliki pemahaman tentang hubungan industrial agar mampu bersaing dalam pasar kerja.
"Indonesia saat ini telah memasuki perdagangan bebas di dalam kawasan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan menuju bonus demografi dengan bertambahnya angkatan kerja, sehingga persaingan dalam kesempatan kerjanya akan bersaing kompetitif," kata Hanif.
Ia mengingatkan agar daya saing anak-anak muda selalu ditingkatkan dari waktu ke waktu untuk memasuki kompetisi.
"Saya berpesan, pribadi kalian harus miliki daya saing. Sekarang tidak ada sesuai yang bisa dicapai dengan mudah. Semuanya serba bersaing, makanya harus punya daya saing, " ujar Menaker.
Generasi muda diminta memiliki daya saing yang unggul atau menjadi pribadi di atas standar.
"Karena kalau berada di atas standar, pasti akan memenangkan persaingan. Tapi kalau standar-standar saja, itu bisa menang dan bisa kalah. Kalau di bawah standar, pasti kalah," paparnya.
Meski demikian, Menaker pun mengingatkan peserta didik SMK tidak perlu takut dengan perkembangan teknologi informasi namun menyambutnya agar daya saing semakin baik.
"Pemerintah ingin terus memastikan agar relevansi pendidikan dan pelatihan kita terhadap dunia kerja semakin baik sehingga lulusannya sesuai dengan kebutuhan industri dan dunia usaha," ujarnya.
Hanif menjelaskan bahwa secara umum ada kompetensi dasar yang harus dimiliki angkatan kerja yakni "softskill" dan "hardskill".
"Jangan anggap enteng softskill karena terkait pembentukan karakter, disiplin, etos kerja dan nasionalisme kerja kita sebagai bangsa. Sedangkan hardskills adalah penguasaan profesi apa yang akan bisa ditekuni," katanya.
Menaker menambahkan pemerintah juga terus mendorong upaya peningkatan kompetensi yaitu pengetahuan, keahlian dan perilaku kepada penganggur dan setengah penganggur melalui pelatihan vokasi pada Balai Latihan Kerja (BLK) di berbagai daerah.
Pewarta: Arie Novarina
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017