"Dengan cangkok ginjal ini, penyembuhan pasien akan lebih cepat dan tidak perlu cuci darah. Kita tahu bahwa untuk sekali cuci darah bisa mencapai angka hingga 1 juta rupiah per sekali cuci darah. Mereka melakukan itu selama satu kali dalam seminggu, diperkirakan selama satu tahun bisa mencapai Rp100 juta biaya yang dikeluarkan," kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam Divisi Nefrologi dan Hipertensi RSUP Adam Malik, Medan, Profesor dr. Harun Rasyid Lubis, Sp.PD-KGH dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Profesor Harun menambahkan, saat ini ada 11 pasien yang telah menunggu di RS Adam Malik untuk dilakukan transplantasi.
Pada operasi keempat tim bedah transplantasi Adam Malik akan mampu melakukan sendiri proses operasi. Namun pada operasi sebelumnya, RS Adam Malik disupervisi oleh RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.
"Sampai saat ini yang daftar sudah ada 11 orang semenjak tiga bulan lalu. Banyak sebenarnya. Untuk itu saya yakin tim bedah RSUP Adam Malik telah siap mengerjakan sendiri, tapi masih berhubungan dengan supervisi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo," kata dia.
Saat ini program JKN-KIS melalui BPJS Kesehatan menanggung biaya transplantasi ginjal. Di awal implementasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada tahun 2014 silam, BPJS Kesehatan juga pernah menanggung transplantasi ginjal yang dilakukan salah satu rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan, yakni RS Hasan Sadikin Bandung.
Di tahun 2017, Kemenkes mencatat RS Sanglah Denpasar di Bali dan RS Adam Malik Medan telah berhasil melakukan transplantasi ginjal. Keberhasilan metode pengobatan, perkembangan ilmu kedokteran serta upaya penguatan jaminan kesehatan masyarakat mendorong agar RS Vertikal Kemenkes menjadikan cangkok ginjal sebagai layanan unggulan.
Ke depannya diharapkan pilihan utama para pasien gagal ginjal bukanlah cuci darah melainkan transplantasi atau cangkok ginjal.
Jika seorang pasien menjalani cuci darah diharuskan melakukannya secara rutin dua kali seminggu. Sedangkan jika melakukan transplantasi ginjal akan lebih efektif dari segi biayya dibandingkan cuci darah. Pasien hanya perlu minum obat dan tidak tergantung dengan mesin cuci darah.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017