Dari pantauan di Alun-Alun Cilacap, Jumat pagi, ribuan orang memadati tempat itu guna menunggu pemberangkatan arak-arakan "jolen" (tempat sesaji, red.) yang akan dibawa menuju Pantai Teluk Penyu.
Selain di Alun-Alun Cilacap, warga juga memadati sejumlah ruas jalan yang akan dilalui arak-arakan "jolen".
Sementara di Pendapa Wijayakusuma Sakti, Kabupaten Cilacap, dilaksanakan prosesi penyerahan "jolen tunggul" dari Pemerintah Kabupaten Cilacap kepada sesepuh nelayan setempat untuk dilarung bersama "jolen-jolen" lainnya.
Ketua Rukun Nelayan "Pandanarang", Pantai Teluk Penyu, Tarmuji, mengatakan 11 "jolen" dibawa dalam arak-arakan menuju Pantai Teluk Penyu dan selanjutnya dilarung di Pulau Majeti sebelah selatan Pulau Nusakambangan.
"Ada 11 jolen, satu dari Pemkab Cilacap, satu dari HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) Cilacap, delapan jolen dari delapan rukun nelayan yang ada di Cilacap, dan satu dari kelompok warga di luar rukun nelayan," katanya.
Kegiatan sedekah laut merupakan tradisi tahunan yang sudah berlangsung sejak zaman pemerintahan Adipati Cakrawerdaya III pada 1817.
Namun, tradisi tersebut sempat terhenti dan dihidupkan kembali semasa Bupati Poedjono Pranjoto pada 1982 hingga sekarang.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017