Washington (ANTARA News) - Para peretas Rusia memanfaatkan anti-virus milik Kaspersky Labs untuk mencuri materi rahasia Badan Keamanan Nasional AS dari salah satu komputer kontraktror NSA, lapor Wall Street Journal, Kamis (5/10).
Dalam sebuah insiden yang tampaknya merupakan pelanggaran keamanan ketiga NSA dalam empat tahun terakhir oleh seorang kontraktor intelijen, Journal mengatakan peretasan pada 2015 menyebabkan pihak Rusia memperoleh informasi tentang bagaimana NSA menembus jaringan komputer asing dan melindungi dirinya dari serangan siber.
Peristiwa itu, yang ditemukan tahun lalu, dapat menjelaskan larangan AS baru-baru ini terhadap agen pemerintah yang menggunakan piranti lunak Kaspersky oleh perusahaan yang berbasis di Moskow.
Pada 13 September, Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) memerintahkan agen-agen AS yang menggunakan produk Kaspersky untuk menghapus dan menggantinya dengan piranti lunak lain yang disetujui dalam waktu 90 hari.
"Produk dan solusi anti-virus Kaspersky memberikan akses luas, yang dapat dimanfaatkan oleh para peretas untuk mengompromikan sistem informasi tersebut," kata DHS saat itu.
Juru bicara NSA belum bereaksi resmi atas laporan Journal tersebut.
Pendiri Eugene Kaspersky mengatakan perangkat lunak tersebut mungkin telah melakukan tugasnya, untuk mengidentifikasi malware dan ancaman serupa, dan secara otomatis melaporkan kembali ke perusahaan bahwa file NSA itu mencurigakan, seperti halnya dengan semua ancaman cyber.
Dia juga mengemukakan bahwa secara teoritis mungkin perusahaannya dapat disusupi oleh "satu atau dua" orang yang memata-matai pemerintah Rusia.
Tetapi dia mengatakan kontrol internal dan keamanan tidak akan membiarkan hal itu berlangsung lama. Dan dia dengan keras menolak bekerja untuk pemerintah Rusia.
Bisnis Kaspersky di Amerika Serikat menyusut sejak pejabat keamanan tahun lalu mulai mengajukan pertanyaan tentang perusahaan tersebut, demikian seperti dilansir dari Kantor Berita AFP.
Penerjemah:
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017