Meskipun peserta dari Indonesia belum berhasil mendapatkan prestasi terbaik, keikutsertaan pada MTQ ini memberikan pengalaman berharga, demikian Sekretaris Pertama Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Moskow Enjay Diana kepada Antara London, Senin.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi yang hadir pada pada acara penutupan di Crocus City Hall Moscow mengatakan kehadiran Indonesia tidak hanya untuk mempererat ukhuwah islamiyah, tetapi juga hubungan antar bangsa.
Menurut Dubes Wahid, Rusia yang sebelumnya bernama Uni Soviet dan walaupun mayoritas penduduknya beragama Kristen Orthodox, namun Islam merupakan agama terbesar kedua, atau 14persen dari sekitar 147 juta penduduknya.
MTQ tingkat internasional Moskow diadakan sejak tahun 2000. Indonesia dan Rusia bekerja sama dan berbagi pengalaman untuk penyelenggaraan MTQ seperti ini, karena di Indonesia sering mengadakan MTQ tingkat nasional dan internasional.
MTQ ke-18 diadakan Dewan Mufti Rusia dikuti 32 peserta dari 32 negara di Eropa, Afrika, Timur Tengah dan Asia. Indonesia diwakili Irfan bin Ahmad Timat asal Kepulauan Riau yang sebelumnya meraih juara kedua kategori tilawah tingkat remaja pada MTQ Nasional ke-26 di Lombok tahun 2016.
Selain Indonesia, peserta MTQ lainnya antara lain berasal dari Arab Saudi, Bahrain, Mesir, Iran, Uni Emirat Arab, Qatar, Maroko, Palestina, Suriah, Rusia, Spanyol, Estonia, Turki, Kazakhstan, Tajikistan, Uzbekistan, Tiongkok, Malaysia, dan Tanzania. Babak penyisihan MTQ dilangsungkan di Masjid Agung Moskow yang merupakan Masjid terbesar di Eropa.
Juara pertama MTQ ini diraih oleh Amir al Awal dari Iran, peringkat kedua oleh Mohamed Sameer dari Bahrain dan peringkat ketiga oleh Ahmad Safi dari Suriah. Para peserta lainnya memperoleh piagam penghargaan.
"Meskipun belum mendapat juara, ini pengalaman yang tidak dapat dilupakan. Mohon maaf belum bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa Indonesia," ujar Irfan.
Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama RI, Khoirudin mendampingi peserta Indonesia mengatakan Indonesia selalu mengikuti MTQ tingkat international di manca negara, terutama Timur Tengah dan Eropa.
MTQ Internasional setiap negara berbeda-beda gaya dan sistem penilaian. Biasanya Indonesia meraih peringkat terbaik atau masuk dalam tiga besar.
"Di Rusia lebih pada penilaian tajwid, bukan lagu. Sedangkan di Indonesia ditekankan pada tajwid, variasi nada dan lagu. Salah satu kendala meraih juara, termasuk cuaca yang sudah dingin di Moskow mempengaruhi suara peserta kita," kata Khoirudin.
Antusiasme dari masyarakat muslim Rusia memadati Crocus City Hall Moscow. Lebih dari seribu orang menyaksikan acara penutupan dan pengumuman pemenang yang berlangsung meriah dan khidmat. Mereka rela mengeluarkan biaya antara 15 dolar hingga 70 dolar AS untuk membeli tiket masuk agar dapat menyaksikan dan mendengarkan langsung lantunan ayat-ayat Suci Al-Quran oleh para qori terbaik. Pendapatan dari penjualan tiket diberikan panitia penyelengara untuk bantuan kepada yang membutuhkan.
Bersamaan dengan MTQ juga digelar bazaar menampilkan produk halal dan busana muslim dari beragai daerah di Rusia, umumnya dari propinsi mayoritas beragama Islam seperti Chechnya, Tatarstan, Bashkortostan dan Dagestan.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017