Hal itu dikonfirmasi Kepala Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL), Sudaryatna, yang ditandai dengan beberapa tempat santai untuk pengunjung, termasuk jalan yang dibangun sekitar tiga meter dari pinggiran danau, kini sudah menyatu dengan danau.
Jalan yang sebelumnya dibangun pihak Balai Besar TNLL dan beberapa bangunan untuk tempat santai para wisatawan yang mengunjungi obyek wisata tersebut kini sudah tidak bisa lagi digunakan karena tertutup air danau.
Jalan tersebut, lanjut Sudaryatna, sudah menjadi danau dampak dari gempa bumi beberapa waktu lalu.
Sementara itu warga sekitar juga memberi pengakuan terkait kenaikan permukaan air Danau Tambing tersebut, setelah mereka mengunjungi danau tersebut.
"Kami baru saja dari danau itu, dan airnya sekarang sudah naik dan tambah meluas dibandingkan sebelum terjadi gempa bumi," kata Ny Yudi, salah seorang warga Kota Palu, Selasa.
Ia mengatakan sejak gempa yang melanda wilayah Kecamatan Lore Utara, air danau naik sekitar 10 meter.
Hal senada juga dibenarkan Yan, salah seorang warga Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi. Ia mengatakan air Danau Tambing sekarang sudah meluas.
"Pokoknya jalan sekarang ini sudah berada di tengah-tengah danau," kata Yan.
Gempa bumi berkekuatan 6,6 SR melanda wilayah Poso pada Senin (29/5) sekitar pukul 22.35 WITA itu diakibatkan oleh pergerakan sesar Palolo Grabben.
Gempa tersebut telah merusak beberapa bangunan, termasuk salah satu rumah untuk pengamatan dan penelitian burung, rumah genset dan juga sejumlah fasilitas ain yang ada di lokasi obyek wisata Danau Tambing.
Ratusan rumah dan sejumlah gendung sekolah dan gereja serta masjid di Kecamatan Lore Utara rusak beras diguncang gempa bumi 6,5 SR.
Kini, kata Sudaryatna, Balai Besar TNLL kembali memperbaiki sarana dan fasilitas yang rusak akibat gempa di lokasi objek wisata tersebut.
Danau Tambing selama beberapa tahun terakhir menjadi obyek wisata cukup banyak dikunjungi wisatawan, termasuk dari berbagai negara di dunia.
Rata-rata wisatawan mancanegara yang datang ke Danau Tambing adalah para pengamat dan peneliti burung. Danau Tambing dijuluki "surga" burung.
Sebanyak 200-an jenis burung, 30 persen diantaranya satwa endemik hidup dan berkembangbiak di hutan sekitarnya. "Ini yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan," kata Sudayatna.
"Kami baru saja dari danau itu, dan airnya sekarang sudah naik dan tambah meluas dibandingkan sebelum terjadi gempa bumi," kata Ny Yudi, salah seorang warga Kota Palu, Selasa.
Ia mengatakan sejak gempa yang melanda wilayah Kecamatan Lore Utara, air danau naik sekitar 10 meter.
Hal senada juga dibenarkan Yan, salah seorang warga Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi. Ia mengatakan air Danau Tambing sekarang sudah meluas.
"Pokoknya jalan sekarang ini sudah berada di tengah-tengah danau," kata Yan.
Gempa bumi berkekuatan 6,6 SR melanda wilayah Poso pada Senin (29/5) sekitar pukul 22.35 WITA itu diakibatkan oleh pergerakan sesar Palolo Grabben.
Gempa tersebut telah merusak beberapa bangunan, termasuk salah satu rumah untuk pengamatan dan penelitian burung, rumah genset dan juga sejumlah fasilitas ain yang ada di lokasi obyek wisata Danau Tambing.
Ratusan rumah dan sejumlah gendung sekolah dan gereja serta masjid di Kecamatan Lore Utara rusak beras diguncang gempa bumi 6,5 SR.
Kini, kata Sudaryatna, Balai Besar TNLL kembali memperbaiki sarana dan fasilitas yang rusak akibat gempa di lokasi objek wisata tersebut.
Danau Tambing selama beberapa tahun terakhir menjadi obyek wisata cukup banyak dikunjungi wisatawan, termasuk dari berbagai negara di dunia.
Rata-rata wisatawan mancanegara yang datang ke Danau Tambing adalah para pengamat dan peneliti burung. Danau Tambing dijuluki "surga" burung.
Sebanyak 200-an jenis burung, 30 persen diantaranya satwa endemik hidup dan berkembangbiak di hutan sekitarnya. "Ini yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan," kata Sudayatna.
Pewarta: Anas Masa
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017