• Beranda
  • Berita
  • Purwati si pedagang kopi keliling sempat tak percaya anaknya ke Kanada

Purwati si pedagang kopi keliling sempat tak percaya anaknya ke Kanada

11 Oktober 2017 11:38 WIB
Purwati si pedagang kopi keliling sempat tak percaya anaknya ke Kanada
Menteri Sosial Republik Indonesia Khofifah Indar Parawansa (tengah) bersama Purwati, pedagang kopi keliling yang anaknya diundang WHO ke Kanada dan putra bungsunya Subehi di Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Bambu Apus, Rabu (11/10/2017) (ANTARA News/ Nanien Yuniar )

Tetangga nyari saya, 'Kamu bangga banget, anaknya dinikahin sama kedutaan!

Jakarta (ANTARA News) - Purwati (46), pedagang kopi keliling di Jakarta, sempat tak percaya putrinya Monica (15) diundang WHO ke Kanada untuk menghadiri 8th Milestones of a Global Campaign for Violence Prevention Meeting di Ottawa pada 19-20 Oktober 2017.

"Sedikit percaya, sedikit enggak percaya, kok bisa ke situ?" kata Purwati di Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Bambu Apus, Rabu.

Namun ia percaya semuanya adalah takdir Tuhan. Monica sempat terkendala saat membuat visa. Dia butuh tanda tangan ibunya, namun Purwati sulit ditemukan karena tempat tinggalnya berganti-ganti. 

Dengan pendapatan pas-pasan, Purwati terlunta-lunta di Kramat, Senen, Jakarta Pusat karena tempat tinggalnya digusur. Ibu dan anak itu tinggal terpisah. Monica di Yogyakarta, sementara Purwati di Jakarta bersama putra bungsunya Subehi (11).

Purwati akhirnya bisa ditemukan berkat bantuan Dinas Sosial sehingga Monica bisa lanjut mengurus visa ke Kanada.

Ada cerita lucu saat Dinas Sosial mencari Purwati. Para tetangga ternyata salah paham, mereka tidak tahu bahwa Purwati dicari agar proses pembuatan visa Monica berjalan lancar.

"Tetangga nyari saya, 'Kamu bangga banget, anaknya dinikahin sama kedutaan!'," kenang Purwati.

"Orang anak saya baru kemarin datang ke Jakarta buat imigrasi, kenapa harus dinikahkan? Ternyata maksudnya undangan ini (dari WHO). Mereka salah semua," tutur Purwati seraya tertawa.

Saat ini Purwati bersama putra bungsunya untuk sementara tinggal Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur.

Pihak Kementerian Sosial sedang mengusahakan agar Purwati bersama Subehi bisa memiliki tempat tinggal layak. Purwati juga mendapatkan bantuan berupa sepeda untuk berjualan kopi, sepeda anak untuk Subehi, juga dukungan dari lembaga lain seperti donasi dari Dompet Dhuafa, bantuan biaya pendidikan dan peralatan sekolah dari Lazismu.

Dia belum tahu betul persisnya apa saja bantuan yang akan diberikan padanya, yang pasti dia berharap semuanya akan berguna dan bisa jadi modal usaha.

Menteri Sosial Republik Indonesia Khofifah Indar Parawansa merekomendasikan agar putra bungsu Purwati yang masih belia tinggal di tempat pengasuhan di mana dia bisa belajar tapi tetap punya akses bebas untuk bertemu sang ibu.

"Tempat itu kebetulan dalam koordinasi saya di luar sebagai menteri sehingga tidak ada masalah jika si ibu dan Subehi setuju, sehingga Subehi merasa aman bisa ketemu ibunya dan memastikan ibunya dalam keadaan baik-baik saja," jelas dia.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017