Apa saja pendapat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj mengenai kelompok anti Pancasila?
"Apakah kita ingin seperti beberapa negara di Timur Tengah yang kini terpecah, saling memusuhi, perang antar-saudara yang akibatnya berdampak pada kesengsaraan rakyatnya karena setiap saat terjadi perang," katanya dalam acara Takbil Akbar Kebangsaan di Masdjid Agung Al-Kautzar Kendari yang dihadiri Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sulawesi Tenggara HM Saleh Lasata dan pejabat TNI/Polri, serta sekira 2.000 umat Islam.
"Itu harus kita pahami bersama bahwa Indonesia bukan negara Islam, bukan negara Protestan, Katolik, Budha maupun Hindu. Tetapi, kita hidup di bumi Indonesia ini dalam keberagaman agama, etnis dan budaya yang berbeda, namun tujuan kita satu untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia".
Senada dengan pendapat Ketua Umum PB NU, KH Said Aqil Siradj, Direktur Wahid Foundation Zannuba, Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid mengangkat soal makna jihad yang benar.
"Kita lihat bahwa sebagian besar korban dari bom bunuh diri adalah Muslim. Ini saja sudah menunjukkan bahwa kita menyakiti umat Islam sendiri kalau kita terjebak dalam perilaku jihad yang keliru," katanya.
"Kalau umat Muslim yang memahami agama, tentunya memahami bahwa jihad yang paling utama adalah menahan diri dari nafsu kita sendiri seperti nafsu angkara murka."
"Itu lebih membuahkan hasil dibandingkan dengan melakukan bom bunuh diri yang hanya bisa menyengsarakan masyarakat secara umum," katanya.
Lantas, bagaimana peran agama sebagai perekat masyarakat Indonesia sebagaimana ditegaskan kembali Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin?
"Agama menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan keseharian masyarakat yang terdiri dari berbagai suku bangsa," kata Menag dalam kegiatan Pembinaan Peningkatan Kerukunan Umat Beragama yang dihadiri seluruh tokoh agama di Gorontalo, di asrama haji Gorontalo.
"Pancasila yang kita kenal, hakekatnya adalah nilai-nilai agama, semua agama memiliki ajaran terkait substansi dan esensi Pancasila...Tidak ada satu pun agama yang mengajarkan kita untuk saling menafikan satu sama lain, saling merendahkan dan saling menumpahkan darah.. Kepentingan yang ada pada mereka yang berkonflik, kemudian agama dijadikan alat pembenaran."
Pada bagian lain, mengenai polemik importasi senjata api oleh polisi, bagaimana pendapat Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian?
"Saya berpikir bahwa polemik mengenai senjata api termasuk yang di Brimob tidak menjadi polemik yang berkelanjutan," kata Karnavian, dalam rapat dengar pendapat di Komisi III DPR, Jakarta.
"Panglima TNI sepakat dengan kami saat apel lalu, sudah menyampaikan tegas dengan Kepolisian Indonesia bahwa hubungan Kepolisian Indonesia dengan TNI di semua lini harus solid. Saya sudah perintahkan jajaran jangan terpengaruh dengan isu-isu ini," ujarnya.
Masih mengenai alutsista, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) membantah larangan untuk melakukan audit atau pemeriksaan terhadap alat utama sistem persenjataan Tentara Nasional Indonesia (Alutsista TNI) Menteri Pertahanan atau Panglima TNI.
"Terkait akses kepada BPK untuk melakukan audit terhadap Kemenhan dan organisasinya, Menhan dan Panglima TNI tidak pernah menghalangi BPK melakukan pemeriksaan," kata Anggota I BPK Agung Firman Sampurna saat jumpa pers di Kantor BPK.
"Selama itu berlangsung, baik Menhan, Panglima TNI, maupun pimpinan organisasi, tidak pernah menghalangi BPK," katanya.
Apa pendapat Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo seputar 2018 sebagai tahun politik, mengingat akan digelar 171 Pilkada serentak, dan memasuki tahapan-tahapan Pemilu legislatif dan presiden pada 2019?
"Bersikap kritis boleh, memberi pendapat boleh, jadi oposisi boleh, tapi ada aturan-aturan yang ada. Jangan fitnah, jangan berujar kebencian dan jangan mengumbar SARA. Ini yang harus dilawan," kata Mendagari Tjahjo Kumolo kepada wartawan setelah menjadi inspektur upacara peringatan Hari Jadi Ke-72 Provinsi Jawa Timur, di Tugu Pahlawan, Surabaya.
"Justru mereka harus beradu konsep dan gagasan, kemudian mengajak masyarakat berpartisipasi aktif agar tercipta pemimpin yang amanah, berintegritas sesuai dengan pilihan rakyat," katanya.
Bagaimana pendapat Presiden Joko Widodo ketika meresmikan jalan tol Palembang-Indralaya seksi I yaitu ruas Palembang-Pemulutan sepanjang 7,75 kilometer yang merupakan jalan tol pertama di Sumatera Selatan?
"Saya perlu ke sini karena perlu semangat itu dan saya sangat senang sekali ini jalan tol pertama yang ada di Sumatera Selatan," kata Presiden Jokowi di gerbang tol Palembang-Pemulutan, Palembang.
"Tadi waktu di mobil Pak Gubernur bisik-bisik ke saya, Pak Presiden, tol ini sudah diimpi-impikan sejak zaman Belanda, saya tidak percaya masa mimpi kok dari zaman Belanda? Tapi setelah masuk ke sini tadi saya betul-betul kaget."
"Saya melihat tol Palembang-Indralaya medannya sangat berat, rawa-rawa, perlu konstruksi-konstruksi khusus. Waktu itu saya lihat penyedotan air dari bawah untuk dibuang jadi ini pekerjaan yang sangat-sangat sulit tapi alhamdulilah ini seksi pertama selesai dari Palembang sampai Pemulutan."
Pewarta: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017