"Kami menyambut baik rekonsiliasi ini karena sebenarnya posisi kami sudah sejak lama mendorong terjadinya rekonsiliasi antara Fatah dan Hamas," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Jumat.
Rekonsiliasi antara Fatah dan Hamas, ia mengatakan, merupakan langkah baik bagi upaya Palestina menjadi bangsa dan negara yang merdeka.
"Karena dengan rekonsiliasi itu bisa jadi pembuka jalan yang luas bagi perjuangan yang selama ini masih dilakukan Palestina," katanya.
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pada Kamis mengatakan bahwa Hamas dan Fatah telah mencapai kesepakatan rekonsiliasi, namun tidak merinci isi kesepakatan yang diperantarai Mesir itu.
Fatah, yang didukung Barat, kehilangan kendali atas Gaza, yang kemudian dikendalikan oleh Hamas, yang dianggap teroris oleh Barat dan Israel, dalam pertempuran 2007.
Bulan lalu, Hamas setuju menyerahkan kekuasaannya di Gaza kepada pemerintahan Presiden Mahmoud Abbas yang didukung Fatah.
Ketua delegasi Fatah Azzam Al-Ahmed di Kairo mengatakan berdasarkan kesepakatan itu pemerintahan persatuan akan mengendalikan semua lembaga tanpa kecuali, termasuk semua penyeberangan perbatasan dengan Israel dan Rafah, yang merupakan satu-satunya akses Gaza ke Mesir.
Kesepakatan itu juga menyebutkan bahwa pasukan kepresidenan Abbas akan bertanggung jawab menjaga penyeberangan Rafah pada 1 November dan penyerahan kendali Gaza sepenuhnya kepada pemerintah persatuan akan dilakukan pada 1 Desember menurut siaran kantor berita Reuters.
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017