• Beranda
  • Berita
  • Prancis, Jerman, Inggris kompak peringatkan AS soal kesepakatan nuklir Iran

Prancis, Jerman, Inggris kompak peringatkan AS soal kesepakatan nuklir Iran

14 Oktober 2017 06:17 WIB
Prancis, Jerman, Inggris kompak peringatkan AS soal kesepakatan nuklir Iran
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyambut Perdana Menteri Inggris Theresa May (kiri) di Istana Elysee, Paris, Prancis, Selasa (13/6/2017). (REUTERS/Philippe Wojazer)
Paris (ANTARA News) - Para pemimpin Prancis, Inggris dan Jerman memperingatkan Amerika Serikat untuk tidak mengambil keputusan yang bisa merusak kesepakatan nuklir Iran seperti dengan mengancam mengenakan sanksi kepada Iran. Peringatan ketiga negara itu disampaikan setelah Presiden AS Donald Trump memutuskan tidak mensahkan kesepakatan itu.

"Kami mendesak Pemerintah dan Kongres AS mempertimbangkan implikasi-implikasi terhadap keamanan AS dan sekutu-sekutunya sebelum mengambil langkah yang bisa merusak JCPOA (kesepakatan nuklir Iran), seperti pengenaan kembali sanksi kepada Iran yang sudah dicabut di bawah kesepakatan itu," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Perdana Menteri Inggris Theresa May dalam pernyataan bersama.

Trump mencampakkan kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan memilih tidak menandatangani kesepakatan bahwa Iran telah mematuhi kesepakatan nuklir itu dan sebaliknya memperingatkan untuk mencampakkan perjanjian tersebut.

Ketiga pemimpin Eropa itu menyampaikan posisi bersama menghadapi Trump. Mereka menyatakan mendukung penuh kesepakatan bersejarah itu.

Mereka mengaku memahami keperihatinan AS menyangkut program peluru kendali balistik Iran dan aktivitas Iran di kawasan. Ketiga pemimpin menyatakan siap bekerja sama dengan Washington dalam menjawab keprihatinan itu.

"Kami siap mengambil langkah-langkah selayaknya lebih jauh lagi dalam menjawab masalah-masalah ini dalam kerangka kerja sama erat antara AS dan semua mitra yang relevan," kata ketiga pemimpin Eropa seperti dikutip Reuters.

"Kami menganggap Tran terlibat dalam dialog konstruktif guna menghentikan tindakan-tindak yang mendestabilisasi dan bekerja untuk solusi-solusi yang ternegosiasikan."




Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017