"Selain Padang, daerah lain seperti Payakumbuh, Bukittinggi, Padangpanjang, Tanah Datar dan Solok cocok untuk mengembangkan tanaman hias ini," kata Ketua Asosiasi Tanaman Hias Sumbar, Darniwilis di Padang, Rabu.
Secara umum daerah yang berpotensi dalam pengembangan tanaman hias itu terbagi dalam dua tipe iklim yaitu tipe A untuk Padang dan tipe B untuk daerah lain.
Iklim tipe A memiliki curah hujan 2.300 hingga 2.500 mm/tahun, tipe tanah latosol dan gramosol, kesuburan tanah sedang (PH 5 hingga 7) dan temperatur udara 25 hingga 30 derajat celcius.
Jenis tanaman hias yang cocok dikembangkan pada lokasi-lokasi itu adalah, bunga anthurium, aglonema, cladium, orchid, adenium, palm, hyphorbia, raphis, cycas dan bougenville.
Sementara tipe B memiliki curah hujan 2.300 hingga 2.500 mm/tahun dan tipe tanah andisol, kesuburan tanah sedang (PH 5,2 hingga 5,8) serta temperatur udara 18 hingga 29 derajat celcius.
Jenis tanaman hias yang cocok dikembangkan antara lain, bunga anthurium, aglonema, cladium, orchid, adenium, palm, hyphorbia, raphis, cycas dan anggrek.
Selain syarat iklim, agar tanaman hias bisa berkembang di Sumbar juga perlu dorongan pemerintah daerah, salah satunya dengan menggelar kegiatan dan lomba tanaman hias.
Hal itu dinilai bisa membangkitkan semangat pecinta tanaman hias untuk mengembangkan hobi dan usaha mereka.
"Tanaman hias ini selain hobi, juga bisa menjadi bisnis yang mampu membantu perekonomian masyarakat," ujarnya.
Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Sumbar yang menggelar pameran dan lomba tanaman hias di lapangan parkir kantor gubernur 16 hingga 21 Oktober 2017.
Acara yang diikuti tujuh kabupaten/kota di Sumbar, masing-masing Padangpanjang, Payakumbuh, Tanahdatar, Padang, Kabupaten Solok dan Kota Solok itu memberikan ruang pada pecinta dan petani tanaman hias untuk menyalurkan hobi, sekaligus memamerkan tanaman hiasnya pada masyarakat.
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017