• Beranda
  • Berita
  • Alissa Wahid: tidak perlu mendikotomikan pribumi non-pribumi

Alissa Wahid: tidak perlu mendikotomikan pribumi non-pribumi

19 Oktober 2017 00:10 WIB
Alissa Wahid: tidak perlu mendikotomikan pribumi non-pribumi
Dokumentasi Pelantikan Gubernur DKI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) seusai pada pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/10/2017). Presiden Joko Widodo melantik Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Sandiaga Uno sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2017-2022. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A) ()

Saya yakin Pak Anies bukanlah orang yang tidak berpikir...."

Yogyakarta (ANTARA News) - Putri pertama Presiden ke empat RI KH Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid mengatakan masyarakat Indonesia saat ini tidak perlu mendikotomikan kembali pribumi dan nonpribumi karena justru berpotensi merusak simpul persatuan.

"Bahasa pribumi dan nonpribumi akan menjadi pembatas. Orang dikotakkan menjadi kelompok satu dengan kelompok lain," kata Alissa saat acara sarasehan seni dan urban di Jogja National Museum, Yogyakarta, Rabu malam.

Hal itu disampaikan Alissa mengomentari isi pidato Anies Baswedan usai dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta yang membedakan antara golongan pribumi dan non pribumi.

"Meskipun konteksnya saat kolonialisme, itu (penggunaan istilah pribumi dan nonprobumi) problematik," kata dia.

Menurut Alissa, pekerjaan rumah (PR) Bangsa Indonesia saat ini justru bukan lagi menyoal pribumi dan non pribumi atau kita melawan mereka, tetapi bagaimana mencari kita di tengah aku.

"Aku ini kan banyak ada Sunda, Batak, Jawa dan lainnya. Sementara sejak awal Indonesia dibangunnya ya di atas aku-aku ini," kata dia.

Ia mengakui saat ini masih ada problem ketimpangan sosial di tengah masyarakat Indonesia. Meski demikian, ia menilai penggunaan istilah pribumi dan nonpribumi tetap tidak tepat untuk mengilustrasikan kondisi tersebut.

"Saya yakin Pak Anies bukanlah orang yang tidak berpikir. Dia tahu bahwa penggunaan bahasa itu akan problematik. Pertanyaannya apa yang sedang dipikirkan saat itu," kata dia.

Kendati demikian, saat pertama mendengar perbincangan yang membahas penggunaan bahasa itu, Alissa mengaku segera ingin melihat isi pidato Anies seutuhnya.

"Saya tidak ingin terjebak dengan istilah itu. Kita akui pada kasus Pak Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) kita sudah pernah terjebak dengan menggunting kata," kata Koordinator Jaringan Gusdurian Indonesia ini.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017