Menristekdikti Mohamad Nasir di Makassar, Sabtu, mengatakan pemilihan DKI Jakarta ditentukan berdasarkan letak geografis selama pelaksanaan ajang olahraga mahasiswa terbesar di Indonesia tersebut.
"Jadi bukan karena DKI Jakarta selalu rutin sebagai juara umum sehingga diberikan 'reward;, namun ini semata-mata karena pertimbangan geografis," katanya.
Ia menjelaskan, untuk pelaksanaan ajang olahraga dua tahunan itu memang sudah dilaksanakan di Kalimantan, Sumatera, Indonesia Tengah termasuk di Kawasan Timur Indonesia sehingga sudah selayaknya bisa kembali ke pulau Jawa.
Tuan rumah pelaksana Pomnas juga memang sejak awal telah disepakati untuk dilakukan secara bergantian.
"Sehingga bukan karena status DKI Jakarta yang tampil sebagai juara umum namun memang melalui pertimbangan geografis," katanya.
Sebelumnya, Ketua Badan pembina Olahraga Mahasiswa (Bapomi) Sulawesi Selatan, Abd Rasyid mengatakan sesuai hasil rapat Bapomi se-Indonesia memutuskan ada lima daerah yang masuk nominasi tuan rumah Pomnas masing-masing DKI Jakarta, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Bangka Belitung, dan Sumatera Barat.
"Semuanya mau jadi tuan rumah, sehingga pada saat sarasehan hanya diputuskan ada lima Pemprov yang akan jadi nominator," jelasnya.
Wakil Rektor III Unhas itu juga mengatakan jika kelima Pengprov ini sama-sama menyatakan minatnya menjadi tuan rumah untuk Pomnas yang akan digelar 2019.
Setelah keputusan itu, menurut dia, selanjutnya akan dibentuk tim kecil yang akan membuat aturan atau regulasi untuk memilih tuan rumah Pomnas berikutnya.
"Jadi akan dibentuk semacam steering committee yang akan menentukan kriteria pemilihan tuan rumah," ujar Rasyid.
Pewarta: Abd Kadir
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017