Sebanyak 35 kelompok terdiri dari Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Badan Promosi Pariwisata Sleman (BPPS), Dimas Diajeng, Saka Pariwisata, Desa wisata, Museum, Perguruan Tinggi, Seniman, Pengusaha, Bank, Pengelola desa wisata, dan lainnya.
Kepala Dinas Pariwisata Sleman Sudarningsih mengatakan kegiatan Pelangi Budaya Bumi Merapi 2017 diselenggarakan selama dua hari pada 21 dan 22 Oktober 2017 dengan menampilkan panggung pertunjukan pada hari pertama di Jogja City Mall dan panggung pertunjukan dan pawai budaya-pariwisata pada hari kedua dengan start parkir utara Lapangan Denggung dan finis di Lapangan Pemda Sleman.
"Pawai budaya ini menggambarkan seluruh potensi ragam seni budaya dan pariwisata dari Kabupaten Sleman, sehingga dari rangkaian kegiatan ini akan menggambarkan pelangi ragam budaya dan pariwisata masyarakat Sleman," katanya.
Ia mengatakan, meskipun hanya dua menit waktu yang diberikan panitia pada masing-masing peserta untuk menunjukkan kebolehannya, namun tidak menjadi penghalang mereka untuk memberikan penampilan terbaik.
"Banyak di antara penampilan peserta yang memukau sehingga mendapat tepuk tangan serta sorak penonton yang hadir dalam even tahunan ini," katanya.
Menurut dia, kegiatan ini memperebutkan total hadiah Rp26 juta bagi enam penyaji terbaik.
"Kami berharap gelaran Pelangi Budaya Bumi Merapi 2017 ini dapat menjadi suguhan dan sajian kepariwisataan yang memiliki greget dan sebagai salah satu atraksi wisata yang menarik untuk dilihat. Sekaligus tentunya sebagai media promosi untuk mendatangkan wisatawan baik lokal maupun mancanegara," katanya.
Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun yang hadir sekaligus membuka acara tersebut menyampaikan bahwa keberadaan seni, budaya dan tradisi selain menjadi warisan berharga bagi generasi penerus juga menjadi daya tarik bagi sektor pariwisata di Kabupaten Sleman.
"Karenanya kegiatan Pelangi Budaya Bumi Merapi ini merupakan salah satu upaya strategis, untuk melestarikan warisan budaya tradisional, sekaligus menjadi ajang dalam mengedukasi serta menarik minat para generasi muda kita," katanya.
Menurut dia, dengan upaya regenerasi diharapkan keberadaan pelaku-pelaku seni dapat berlangsung secara berkesinambungan dan tidak terputus, sehingga kelestarian seni dan budaya dapat terus terjaga.
"Diharapkan kegiatan ini mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan besarnya potensi seni dan budaya yang kita miliki sehingga sudah seharusnya kita berbangga diri atas kekayaan budaya yang kita miliki," katanya.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017