Kabid Humas Polda Jambi, AKBP Kuswahyudi Tresnadi di Jambi Senin, mengatakan Ditpolair menggagalkan penyelundupan anak lobster yang akan dikirim ke luar negeri oleh seorang yang menggunakan jasa pengiriman barang di bandara Jambi.
Kasus itu terungkap setelah anggota Ditpolair Polda Jambi menerima informasi bahwa akan ada transaksi lobster di Kota Jambi.
Informasi itu kemudian diselidiki dan akhirnya anggota menemukan dua unit mobil yang dicurigai akan melakukan transaksi. Setelah diperiksa ternyata mobil tersebut bermuatan puluhan paket anak lobster.
"Anggota kita berhasil melakukan penangkapan pelaku sebagai sopir mobil yang mengangkut barang bukti anak lobster dari Merak menuju Jambi, menggunakan dua unit mobil yakni Toyota Agya dengan nomor polisi B-2417-SKE dan Avanza nomor polisi B-1086-UIQ," kata Kuswahyudi Tresnadi.
Kedua mobil yang sedang mengangkut paket anak lobster tersebut kemudian dihadang dan diperiksa, anggota Dirpolair Jambi di tempat kejadian perkara (TKP) di Simpang Tiga Kotabaru atau tepatnya di depan kantor Camat Kotabaru, Jambi pada Sabtu malam (21/10) sekitar pukul 00:15 WIB.
Kedua sopir yang ditangkap tersebut adalah M Mansur (46) warga Jakarta Timur dan Aripudin (50) warga Jakarta Utara dan Muamar Kadapit (28) warga Jakarta Utara dengan barang bukti dari kendaraan yang mereka angkut adalan anak lobster yang siap dikembang biakan.
Sementara itu, barang bukti yang berhasil diamankan polisi adalah sembilan box atau berisikan 187 kantong terdiri dari anak lobster pasir, 133 kantong (32.166 ekor), kemudian anak lobster mutiara sebanyak 54 kantong (6.159 ekor) dan jumlah keseluruhannya ada 38.325 ekor.
Dari 38.325 ekor anak lobter tersebut, kerugian negara yang diselamatkan dengan diperkirakan 38.325 X Rp.150.000,- sehingga totoal Rp5,74 miliar dan pasal yang dikenakan kepada para pelaku adalah pasal 88 Jo pasal 16 (1) UU RI Nomor 45 tahun 2009 perubahan UU RI Nomor 31 tahun 2004 tentang perikanan.
Kasus tersebut kini sudah diserahkan Kepolisian kepada balai karantina hewan untuk diambil langkah selanjutnya, kata Kuswahyudi Tresnadi.
Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017