Perburuan gajah menurun di Afrika

24 Oktober 2017 13:16 WIB
Perburuan gajah menurun di Afrika
- (Pixabay/cocoparisienne)
Jenewa, Swiss (ANTARA News) - Perburuan gajah di Afrika menurun untuk tahun kelima berturut-turut pada 2016, tetapi penyitaan gading gajah ilegal mencapai rekor tertinggi menurut badan pengawas CITES pada Selasa, yang menyebutnya sebagai "fenomena yang berlawanan".

Dalam laporan terbarunya, Konvensi mengenai Perdagangan Internasional Spesies Terancam Punah (Convention on International Trade in Endangered Species/CITES) juga mencatat bahwa meski perburuan secara keseluruhan menurun, populasi gajah Afrika terus berkurang "karena pembunuhan ilegal terus berlanjut, serta transformasi lahan dan ekspansi manusia yang berkembang cepat."

Sementara perdagangan gading gajah ilegal secara global masih relatif stabil selama enam tahun menurut laporan CITES.

Namun selama 2016 ada penyitaan 40 ton gading gajah ilegal, yang terbanyak sejak 1989 dan merupakan yang tertinggi dalam "penyitaan gading gajah skala besar" yang pernah ada menurut kelompok itu.

"Berat gading gajah ilegal yang disita secara keseluruhan sekarang sudah hampir tiga kali lebih besar dibandingkan dengan yang tercatat pada 2007" menurut pernyataan CITES yang dikutip AFP.

Berbagai penelitian dari kelompok masyarakat sipil melaporkan penurunan harga gading gajah sampai 50 persen dalam beberapa tahun terakhir menurut CITES.

Perkiraan populasi gajah di seluruh Afrika bervariasi menurut laporan itu.

Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature/IUCN) sebelumnya menemukan bahwa jumlah gajah Afrika turun 111.000 antara 2006 sampai 2015.

Namun menurut CITES populasi gajah di bagian selatan Afrika dan sebagian besar Afrika Timur sekarang antara stabil atau meningkat.

Botswana populasi gajahnya paling banyak, sementara populasi binatang besar itu di Kenya, Namibia, Rwanda, Afrika Selatan dan Uganda cenderung stabil atau meningkat.

Kendati demikian pembunuhan gajah secara ilegal masih tinggi di Afrika Tengah, rumah bagi negara-negara bergejolak seperti Republik Demokratik Kongo dan Republik Afrika Tengah, tempat upaya konservasi lemah gagal mengekang perburuan gajah.

CITES mengawasi kesepakatan anti-perdagangan spesies langka internasional di antara negara-negara yang berlaku tahun 1975 dan sekarang beranggotakan 183 negara. (kn)



Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017