"500 Kube Jasa dan 500 E-warong ini akan terwujud sampai akhir tahun karena setiap kabupaten/kota telah membuat sebanyak 10-15 kube," tegas Andi ZA Dulung disela-sela acara sosialisasi BPSU melalui E-warong, di Bekasi, Jabar, Selasa.
Andi menambahkan pemerintah memberikan modal sebesar Rp 20 juta bagi Kube Jasa dan sebesar Rp10 juta untuk rehab E-warong. Pemerintah berharap kelompok usaha tersebut bisa menjadi agen perbankan melalui kerjasama dengan Himpunan Bank Negara (Himbara).
"Mereka kedepan bisa menjadi agen bank. Untuk itu kita terus berikan pendampingan agar bisa berkembang," kata Andi alam keterangan persnya.
Penerima Bantuan Pangan Non tunai (BPNT) tahun ini sebanyak 1,28 juta KPM. Adapun pada 2018, penerima BPNT meningkat menjadi 10,73 juta KPM. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BPNT menerima bantuan sebesar Rp110.000, per bulan yang diperuntukkan membeli kebutuhan pangan tertentu seperti beras, telur, minyak goreng dan gula.
"Infrastruktur yang telah disiapkan adalah Himbara, RPK, dan Kube. Ini yang diharapkan akan memberikan percepatan penurunan gini rasio," katanya.
Sementara, Direktur Penanganan Fakir Miskin Perdesaan Kemensos Naziarto mengakui masih banyak kendala di lapangan dalam mengembangkan E-warong dan Kube Jasa seperti masih minimnya pengetahuan KPM mengenai pengelolaan bisnis.
"Kendala ini akan kita atasi dengan memberikan pendampingan dan bantuan akses ke perbankan. Ini akan merangsang KPM untuk bisa mandiri dalam berusaha," tegas Naziarto.
Terkait penerima manfaat yang meningkat, Kemensos telah meminta Kementerian Pertanian guna menyiapkan bibit ayam petelur. "Jika setiap KPM menyisihkan Rp110.000 per bulan untuk membeli 1 kg telur, maka kebutuhan telur mencapai 1,28 juta kg tahun ini," katanya.
Dengan perluasan BPNT mencapai 10 juta KPM, maka kebutuhan telur menjadi 10 juta kg per bulan. "Maka kami sudah mengkomunikasikan dengan Mentan untuk penyiapan bibit ayam petelur," imbuh Naziarto.
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017