• Beranda
  • Berita
  • Puluhan Trenggiling dilepasliarkan di Suaka Margasatwa Rimbang Baling

Puluhan Trenggiling dilepasliarkan di Suaka Margasatwa Rimbang Baling

25 Oktober 2017 15:04 WIB
Puluhan Trenggiling dilepasliarkan di Suaka Margasatwa Rimbang Baling
Petugas Bea dan Cukai dan BKSDA Sumut menunjukkan seekor Trenggiling (Manis Javanica) yang berhasil digagalkan untuk diselundupkan ke Malaysia, di Medan, Sumut, Senin (25/2). Bea Cukai berhasil menggagalkan penyelundupan 128 ekor Trenggiling dalam keadaan hidup saat dibawa dengan menggunakan kapal layar motor dari perairan Belawan menuju Malaysia dan selanjutnya langsung diserahkan kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumut untuk dilepasliarkan kembali ke alam. (ANTARA/Septianda Perdana) ()
Pekanbaru (ANTARA News) - Sebanyak 97 ekor trenggiling (Manis Javanica) yang merupakan hasil sitaan TNI Angkatan Laut Dumai dilepasliarkan di kawasan Suaka Margastwa Rimbang Baling, Kabupaten Kampar, Rabu.

"Total sebenarnya ada 102 Trenggiling, namun lima diantaranya mati dan sisanya dilepasliarkan di sana," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Mahfudz kepada Antara di Pekanbaru.

Total terdapat 102 Trenggiling yang berhasil disita oleh prajurit TNI AL Dumai di Perairan Selat Bengkalis, Selasa (24/10).

Satwa itu akan diselundupkan ke Malaysia. Dua nakhoda kapal turut ditangkap dalam upaya penangkapan tersebut. Masing-masing pelaku berinisial A (25) dan B (23).

Selanjutnya, seluruh satwa dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 itu dibawa ke Pekanbaru dari Kota Dumai.

Jarak kedua kota tersebut sekitar tujuh jam perjalanan melalui perjalanan darat. Setibanya di Pekanbaru, diketahui lima trenggiling yang masing-masing disimpan dalam karung dalam keadaan mati.

Mirisnya, satu trenggiling yang mati diketahui baru saja lahir dari indukannya, yang tersimpan dalam satu karung yang sama.

Setelah dikumpulkan, lima ekor trenggiling yang mati tersebut kemudian langsung dimusnahkan dengan cara dibakar.

Sementara 97 ekor lainnya dibawa segera ke SM Rimbang Baling. Beberapa dari Trenggiling tersebut tampak stress karena terlalu lama disimpang dalam karung.

"Kita sengaja memilih Rimbang Baling karena kawasan itu jauh dari jangkauan manusia. Harapannya agar perkembang biakan mereka lebih baik di sana," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Wilayah II Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Eduwar Hutapea mengatakan pihaknya masih terus mendalami upaya penyelundupan trenggiling ini.

Dari pemeriksaan sementara diketahui bahwa peran pelaku inisial A dan B merupakan perantara antara pemasok dan penadah trenggiling. Petugas juga mendalami keterlibatan pelaku lainnya berinisial A, yang disebut sebagai otak penyelundupan tersebut.

"Jadi mereka itu dibayar Rp800 ribu untuk sekali angkut. Khusus untuk A sebagai bos mereka, ini yang kita dalami terus. Informasinya dia warga Pekanbaru," ujarnya.

Upaya penyelundupan trenggiling hari ini merupakan yang kedua kalinya selama Oktober 2017.

Pada 10 Oktober, 100 ekor trenggiling juga berhasil disita oleh petugas Bea dan Cukai Dumai, untuk selanjutnya diserahkan ke BBKSDA Riau. Petugas Bea dan Cukai saat itu tidak berhasil menemukan pelaku penyelundupan tersebut.

"Dan kalau dalam dua tahun terakhir, merupakan yang ke empat kalinya. Ini masih kita dalami apakah mereka merupakan jaringan yang sama atau tidak," tuturnya.

Pewarta: Bayu & Anggi Romadhoni
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017