"Ujicoba dilakukan pada Selasa (24/10)," kata Kepala Puslitbang Jalan dan Jembatan, Kementerian PUPR Deded P. Syamsudin saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Menurut Deded, teknologi pencampuran limbah plastik dengan aspal ini sebenarnya bukan suatu teknologi yang canggih dan tidak membutuhkan alat baru apa pun.
Ia juga mengaku, sebelum uji coba penghamparan aspal, dilakukan sosialisasi proses pencampuran aspal bercampur limbah plastik di Asphalt Mixing Plant (AMP) yang terletak di Maros.
"Pencampurannya tidak memerlukan penggunaan teknologi khusus dan alat baru, sehingga dapat dilakukan oleh perusahaan AMP mana pun," katanya.
Ia menyatakan komposisi limbah plastik kresek sebagai bahan campuran aspal dilakukan dengan komposisi enam persen.
Menurutnya campuran limbah plastik tersebut tidak boleh melebihi kadar enam persen, sebab dapat berpengaruh pada kualitas aspal yang justru menjadi mudah retak.
"Plastik ini meningkatkan kinerja aspal terhadap air sehingga tahan retak. Tetapi kalau (kadar plastik) terlalu banyak, malah mudah retak. Aspal dengan campuran plastik juga aman terhadap panas dan tidak mudah meleleh. Biasanya, suhu permukaan aspal hanya berkisar 55 derajat Celcius. Sementara itu, untuk membuat plastik meleleh dibutuhkan suhu di atas 100 derajat Celcius," jelasnya.
Berdasarkan hasil uji laboratorium tahun 2017 oleh Pusat Litbang Jalan Kementerian PUPR, campuran beraspal panas dengan tambahan limbah plastik menunjukkan peningkatan nilai stabilitas Marshall 40 persen dan lebih tahan terhadap deformasi dan retak lelah dibandingkan dengan campuran beraspal panas standar.
"Penggunaan limbah plastik juga sama sekali tidak mengurangi kualitas jalan, bahkan justru bisa menambah kerekatan jalan," katanya.
Saat dihampar sebagai aspal panas, ketika diukur suhunya yaitu 150-180 derajat celcius, yang artinya plastik tidak terdegradasi dan masih jauh dari batas degradasi sampah yaitu 250-280 derajat Celcius atau suhu yang menyebabkan plastik mengeluarkan racun.
Aspal Buton
Disamping aspal plastik, sebagai upaya mengurangi ketergantungan aspal minyak impor, Kementerian PUPR juga telah memanfaatkan penggunaan material aspal Buton. Penggunaan aspal Buton sebagai alternatif pengganti aspal minyak terus didorong dan ditingkatkan.
Pada hari yang sama, tim Balitbang PUPR juga meninjau jalan nasional di Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan yang menggunakan teknologi campuran beraspal dengan memanfaatkan produk Aspal Buton (Asbuton).
Teknologi campuran dengan beraspal panas tersebut menggunakan produk asbuton yang dapat diaplikasikan untuk ruas-ruas jalan yang melayani lalu lintas sedang dan berat.
Penggunaan Asbuton pada campuran beraspal, bertujuan untuk meningkatkan kualitas campuran.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sebelumnnya menyatakan, teknologi aspal plastik, diharapkan dapat mereduksi sampah plastik sekaligus dapat menarik manfaat ekonomi untuk dijadikan bahan campuran aspal.
"Kami bersama Kemenko Kemaritiman terus mendorong dan mengawal pemanfaatan limbah plastik sebagai campuran aspal. Termasuk melibatkan Kementerian Perindustrian dan SMK untuk pengembangan mesin pencacahnya," kata Basuki beberapa waktu lalu.
Kementerian PUPR juga telah dilakukan ujicoba penghamparan aspal plastik di Bali dan Bekasi dan selanjutnya akan dilakukan di rest area jalan tol Tangerang-Merak dan Depok.
Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017