"Dalam mewujudkan program tersebut dilakukan kerja sama dengan LIPI," katanya di Palembang, Sabtu.
Ia mengatakan program tersebut juga sebagai percontohan kemitraan pengelolaan Sembilang Dangku dilaksanakan atas ZSL dan dukungan UKCCU, NICFI, IDH, dan Yayasan Belantara, serta lainnya.
Program tersebut, katanya, sebagai model nasional dan internasional karena metodologinya sudah diakui.
Selain itu, ujarnya, untuk mengevaluasi nilai bentang alam sebagai dasar investasi dalam perlindungan hutan dengan mengaitkan nilai dari sumber daya alam dengan evaluasi potensi dan risiko.
Ia mengatakan Sumsel provinsi pertama di Indonesia yang dipilih untuk menerapkan model tersebut.
Dengan adanya program tersebut, katanya, maka dapat menjadi suatu kerangka kerja mengilustrasikan peran ekonomi, sosial, dan lingkungan yang berkelanjutan dari suatu bentang alam.
Selain itu, katanya, model tersebut bisa dijadikan sebagai salah satu acuan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan dan pengelolaan bentang alam.
Ia mengharapkan model tersebut menjadi acuan dukungan pendanaan investasi mitra international dalam bentuk trust fund.
"Oleh karena itu program tersebut harus didukung bersama sehingga ekonomi hijau terus berlanjut," kata dia.
Pewarta: Ujang Idrus
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017