Tokyo (ANTARA News) - "Mobil Bekas dan Kisah Kisah dalam Putaran" karya Ismail Basbeth akhirnya mampir di ibu kota Jepang, tepatnya di Festival Film Internasional Tokyo (TIFF) 2017, Minggu (29/10) malam waktu setempat.
Cuaca hari itu kurang bersahabat, angin kencang dan hujan deras melanda Roppongi Hills hampir seharian. Namun itu tidak menghalangi para penonton Jepang untuk datang ke bioskop menonton film yang masuk dalam program Crosscut Asia ke-4 dari Japan Foundation dan TIFF.
Usai pemutaran, Karina Salim dan Cornelio Sunny menjawab beberapa pertanyaan dari para penonton yang masih ingin tahu lebih dalam soal film yang menampilkan tentang cerita berbagai manusia yang disatukan benang merah sebuah mobil bekas yang dinaiki mereka.
Ada kisah akuntan yang tak bisa melupakan istrinya yang telah meninggal, lalu menganggap mobil bekas itu seperti kekasihnya sendiri, tentang pelacur yang ingin kabur dari kehidupannya, petani yang jadi korban penggusuran, suami istri yang menghabiskan malam dengan penuh kejutan, perempuan penuh kemarahan yang mencari pembunuh ibunya kemudian bertemu hantu, serta trio gadis yang berdiskusi soal Tuhan hingga alien.
"Filmnya dirancang dengan konsep picnic cinema, yaitu jalan-jalan sambil syuting film karena filmnya memang tidak ada skripnya, kita tidak mengikuti aturan filmmaking pada umumnya," jelas Cornelio dalam sesi tanya jawab di Tokyo, Minggu jelang tengah malam.
Penonton diajak mengikuti perjalanan manusia yang bersinggungan dengan sebuah mobil bekas yang jadi metafora saksi mata yang melihat Indonesia sejak dulu kala.
"Film ini sebenarnya catatan pribadi Ismail Basbeth tentang Indonesia dari sudut pandang ekonomi, politik, sosial dan budaya," jelas Sunny.
Selain "Mobil Bekas dan Kisah-kisah Dalam Putaran", Indonesia juga diwakili oleh film "Ziarah" karya B.W. Purba Negara dalam program CROSSCUT ASIA #04: What’s Next from Southeast Asia di Festival Film Internasional Tokyo 2017.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017