“Indonesia telah menegaskan komitmennya mengimplementasikan TPB seperti disampaikan Presiden Jokowi Presiden dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 di Hamburg Messe Und Congress, Jerman, 7 Juli 2017. Dialog seperti YAF ini diharapkan dapat membantu mewujudkan komitmen itu. Meskipun TPB merupakan agenda pembangunan yang ambisius, namun dapat diwujudkan jika seluruh masyarakat Indonesia maupun dunia mau bergotong-royong untuk berkolaborasi dan bersinergi untuk mewujudkannya,†kata Bambang yang juga telah ditugaskan Presiden Jokowi untuk peta jalan nasional TPB dan Rencana Aksi Nasional (RAN) TPB.
Melalui Perpres No.59 Tajun 2017, pemerintah telah melakukan penyelarasan TPB dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). TPB telah menjadi komitmen global yang disepakati 193 negara pada September 2015, termasuk Indonesia.
Para pemimpin itu sepakat untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan dengan mengadaptasi agenda pembangunan berkelanjutan yang tertuang dalam Sustainable Development Goals (SDGs) hingga tahun 2030 mendatang. Agenda ini terdiri 17 tujuan utama dengan 169 target, dan meliputi 3 dimensi utama yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. SDGs merupakan kelanjutan dari Millenium Development Goals (MDGs) yang sudah berakhir pada tahun 2015.
Ketua Yayasan UID Mari Elka Pangestu mengatakan, sebagai organisasi nirlaba UID sejak awal berdiri pada 2003 telah terlibat aktif dalam mengembangkan dan menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan. “Melalui YAF ini diharapkan, semua pihak terutama generasi muda yang merupakan 50% penduduk Indonesia, bisa lebih terinspirasi dan bersinergi membangun dan menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan bagi kemajuan dan kelangsungan kesejahteraan masyarakat Indonesia di masa depan,†kata Mari.
Tercatat, UID juga telah ditunjuk UNSDN untuk memimpin jaringan lembaga ini di Indonesia. Sementara itu UNSDN Indonesia juga dipercayai sebagai representatif UNSDN wilayah Asia Tenggara (UNSDN SEA) yang diluncurkan pada Oktober 2013 di Bali oleh Prof Jeffrey Sachs sebagai penasehat Sekjen PBB sekaligus Direktur Earth Institute, Universitas Columbia bersama Prof. Mari Elka Pangestu sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI periode 2012-2014.
UNSDSN merupakan organisasi global yang terdiri dari akademisi, peneliti, wirausaha sosial, dan LSDM yang tersebar di 9 region dan 28 negara. UN SDSN diluncurkan oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Kin Moon pada 9 Agustus 2012 di New York. Organisasi ini memiliki peran yang sentral dalam merumuskan SDGs dan juga mendukung PBB dalam memobilisasi para ahli di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menciptakan inovasi yang mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan di segala bidang serta mengimplementasikannya secara nyata di masyarakat.
Mari optimis, melalui dialog generasi muda seperti YAF ini akan sangat membantu Indonesia dalam mencapai Target Pembangunan Berkelanjutan. “Beri aku 1000 orang tua niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia, dan berikan saya 60 anak muda seperti Anda-anda saat ini, maka Indonesia akan menjadi masyarakat yang bahagia,†kata Mari mengutip pidato yang pernah disampaikan Presiden Soekarno.
Begitu juga dengan pendiri Yayasan UID Cherie Nursalim. “Dari berbagai kegiatan yang diselenggarakan UID sejak 2003 lalu terlihat dengan jelas bahwa generasi muda Indonesia mempunyai semangat yang kuat untuk mewujudkan impiannya, termasuk dalam bidang sosial dan lingkungan hidup. Kami berharap dan optimis, YAF dapat memberikan energi yang lebih kuat kepada peserta untuk membangun Indonesia yang lebih sejahtera di waktu mendatang,†kata Cherie yang juga merupkan Commisioner UNSDN dan Representatif UNSDN Asia Tenggara.
Senada dengan Cherie, Network Coordinator SDSN Youth Indonesia Rahyang Nusantara menilai, YAF akan menjadi wadah anak muda untuk “walk the talk†dalam mewujudkan apa yang telah menjadi komitmen bersama dalam mencapai TPB. “Melalui forum ini, anak muda bisa berbagai cerita dan pengalaman positif sehingga bisa menjadi inspirasi bagi publik yang lebih luas,†kata Rahyang yang juga aktivis gerakan lingkungan diet kantong plastik. Atas aktvitasnya ini, Rahyang juga telah diundang untuk menghadiri Konferensi Perubahan Iklim atau dikenal juga Conference of Parties (COP) yang akan diselanggarakan di Berlin, Jerman.
Selain melakukan dialog, para perta YAF juga akan mengikrarkan Sumpah Pemuda 2.0 dengan menyatakan bahwa pemuda Indonesia akan mengamalkan Bhineka Tunggal Ika dan Prinsip Gotong Royong untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Memastikan tidak ada satu pun dari penduduk Indonesia yang tertinggal, kelaparan, terbelenggu dalam kebodohan, kemiskinan dan ketidakadilam serta tidak lagi terjadi pengrusakan lingkungan yang mengakibatkan ibu pertiwi bersedih.
Pewarta: prwir
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017