• Beranda
  • Berita
  • Ini bedanya tahi lalat biasa dengan kanker kulit melanoma

Ini bedanya tahi lalat biasa dengan kanker kulit melanoma

30 Oktober 2017 15:07 WIB
Ini bedanya tahi lalat biasa dengan kanker kulit melanoma
Dokter Rumah Sakit Dharmais dr. Aida Suriadireja SpKK. (ANTARA News/ Sella Panduarsa Gareta)

Jakarta (ANTARA News) - Kanker kulit melanoma merupakan salah satu kanker yang kasus kematiannya tidak terlalu tinggi, namun termasuk kanker yang mematikan karena penyebarannya yang cepat ke organ tubuh lainnya, demikian disampaikan Dokter Aida S Suriadireja dari Rumah Sakit Dharmais.


Namun demikian, kanker melanoma dapat dideteksi sejak dini dengan cara Sakuri atau "Periksa Kulit Sendiri".


"Kita sendiri bisa memeriksa kulit kita untuk mendeteksi adanya ciri-ciri yang timbul. Siapkan saja kaca dengan ukuran sesuai tubuh, cermin kecil dan pengering rambut," ujar Aida di Jakarta, Senin.


Pertama-tama, buka pakaian, periksa tubuh depan, miring ke kanan dengan mengangkat tangan, miring ke kiri, lihat tubuh bagian belakang dan periksa kulit kepala menggunakan cermin kecil dan pengering rambut, serta telapak kaki.


Perhatikan tanda-tanda seperti tahi lalat yang kemungkinan ada di seluruh tubuh, namun dengan ciri-ciri ABCDE atau A untuk Asimetri (simetrisitas), Border (permukaan), Colour (warna) dan Diameter/ Different (lebar lingkar tahi lalat dan ciri berbeda), serta Evolving (perkembangan).


"Untuk tahi lalat normal, biasanya bentuknya simetris, nah melanoma bisanya tidak simetris. Dia akan ada pelebaran di beberapa bagian tahi lalat itu," ujar Aida.


Kemudian, tahi lalat yang normal biasanya memiliki permukaan licin, sedangkan melanoma memiliki permukaan yang kasar ketika diraba.


Selain itu, tahi lalat normal biasanya berwarna gelap, sedangkan melanoma bisa berwarna cokelat atu hitam dengan diameter lebih dari 6 milimeter.


"Melanoma juga akan terlihat different atau berbeda dengan tahi lalat pada umumnya. Secara kasat mata, dokter biasanya bisa membedakan," ungkap Aida.


Terakhir, perhatian perkembangan atau perubahan bentuk yang cepat dari tanda yang seperti tahi lalat tadi.


"Tidak ada rasa gatal atau rasa nyeri di awal pada tanda-tanda melanoma tadi. Namun jika semakin parah, maka rasanya seperti dicapit-capit kepiting," papar Aida.


Menurut Aida, pada stadium 1 hingga 2, kanker kulit melanoma memiliki kemungkinan untuk sembuh, namun akan lebih mematikan jika pemeriksaan dilakukan saat stadium 3.


Aida menambahkan, kanker kulit melanoma adalah jenis kanker yang berkembang pada melanosit, sel pigmen kulit yang berfungsi sebagai penghasil melanin.


Adapun orang-orang barat dengan kulit putih, mata hijau dan biru, rambut merah dan pirang, kerap lebih banyak terkena jenis kanker ini, karena mereka memiliki pigmen kulit yang sedikit dan kecil-kecil.


Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan kanker ini juga menyerang orang Asia karena berbagai hal, misalnya trauma.


"Kalau orang kita biasanya terkena di telapak kaki. Itu karena trauma, misalnya pernah terinjak kerikil atau terjatuh atau hal lain yang masih dibutuhkan penelitian untuk membuktikannya," pungkas Aida.


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017