• Beranda
  • Berita
  • Luhut: Potensi perputaran uang garam NTT Rp30 triliun

Luhut: Potensi perputaran uang garam NTT Rp30 triliun

1 November 2017 10:47 WIB
Luhut: Potensi perputaran uang garam NTT Rp30 triliun
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut B. Pendjaitan (tengah) didampingi Gubernur NTT Frans Lebu Raya (kiri) dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum NTT Andre Koreh (kanan) meninjau perkembangan pembangunan Bendungan Raknamo di Desa Raknamo, Kabupaten Kupang , NTT, Senin (30/10/2017). Kunjungan tersebut dilanjutkan ke pabrik garam milik PT. Garam Indonesia di Desa Bipolo. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

... pokoknya rakyat itu yang punya lahan harus juga menikmati."

Larantuka (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menilai Nusa Tenggara Timur (NTT) termasuk wilayah yang memiliki kekayaan terpendam di Indonesia, bahkan potensi perputaran uang dari garam dapat mencapai Rp30 triliun.

"Apabila dikalkulasi dengan perhitungan biaya saat ini, maka akan ada perputaran uang sekitar Rp30 triliun di NTT, dan hanya dari garam," katanya saat melakukan kunjungan kerja ke Larantuka, Ibu Kota Kabupaten Flores Timur (Flotim), NTT, Selasa (31/10).

Lahan garam di NTT, menurut data yang dimiliki Pemerintah, dari satu hektare lahan dapat menghasilkan 100 ton garam, sehingga bila ada 21.000 hektare lahan garam, maka berpotensi memproduksi hingga 21 juta ton garam.

"Potensi garam di daerah ini, jika dikelola secara maksimal, maka bisa menutup garam impor yang berlangsung selama ini," ujarnya.

Namun, ia pun menilai bahwa selama ini provinsi berbasis kepulauan itu tidak diurus secara holistik dan terintegrasi, termasuk di Kota Larantuka yang memiliki begitu banyak kekayaan yang terpendam.

"NTT adalah provinsi yang memiliki banyak kekayaan. Namun, sayangnya kurang diperhatikan selama ini, karena manajemen pembangunan tidak dilakukan secara holistik dan terintegrasi," katanya.

Oleh karena itu, Luhut juga mengingatkan, masyarakat lokal pun harus mendapatkan manfaat dari potensi garam NTT, terutama masyarakat sebagai pemilik tanah yang dijadikan lahan garam.

"Saya sudah bilang juga dengan pengusaha-pengusaha dan PT Garam, pokoknya rakyat itu yang punya lahan harus juga menikmati. Jadi, semua terintegrasi," katanya.

Ia pun menimpali, "Saya juga sudah berpesan kepada semua pihak, termasuk Menteri Agraria dan Tata Ruang, tanah yang punya rakyat itu harus menikmati garam."

Selain itu, ia juga berharap pihak gereja, pastor, pendeta, majelis ulama Indonesia (MUI) dan tokoh setempat untuk mengajarkan kebersihan kepada masyarakat.

Apalagi, NTT juga dikenal sebagai wilayah yang masyarakatnya terdiri atas banyak suku dan agama, namun mampu menjaga keharmonisan bermasyarakat untuk kedamaian bersama.

"Saya tanya Pak Gubernur, turis ke NTT katanya mencapai satu juta dan mungkin tahun depan sekitar satu juta dua ratus. Kalau infrastruktur kita perbaiki, maka 2019 akan mencapai dua juta turis," ujarnya, mengutip percakapan dengan Gubernur NTT Frans Lebu Raya.

Labuan Bajo, dikemukakannya, sudah menjadi salah satu daerah tujuan pariwisata terbaik, termasuk wilayah Pulau Komodo, sehingga berharap NTT mengembangkan potensi pariwisata lainnya.

Namun, ia menegaskan kembali bahwa semua pihak harus memperhatikan masalah kebersihan.

Bila pariwisata NTT berkembang, maka diperkirakan akan menjadi provinsi kaya dengan pendapatan Rp60 triliun dari garam dan pariwisata, demikian Luhut Binsar Pandjaitan.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017