Dusun yang berada di tepi Sungai Leboyan tersebut menawarkan daya tarik alam yang masih asli serta kehidupan masyarakat Dayak Iban yang hidup berdampingan secara harmonis dengan alam sekitarnya.
Sejak 2009 dusun tersebut mulai dibuka bagi wisatawan. Untuk sampai ke sana, diperlukan perjalanan selama 1,5 hingga 2 jam dengan speedboat dari Lanjak, ibu kita Kecamatan Batang Lupar.
Di dusun tersebut terdapat total 26 bilik (rumah) yang 11 di antaranya berada di Rumah Betang Meliau. Seluruh bilik tersebut menyediakan kamar yang bisa disewa oleh pendatang.
Karena semua bilik mempunyai kamar yang siap disewakan, maka pengunjung bisa bebas memilih apakah akan tinggal di rumah betang (rumah panjang) atau di luar rumah betang.
Rumah Betang Meliau berada di tepi sungai Lebayon yang airnya berwarna coklat pekat. Rumah panggung kayu yang panjangnya mencapai 80an meter itu terdiri atas 11 bilik (rumah) yang setiap rumahnya memanjang ke belakang hingga mencapai 20 meter.
Seluruh bilik terhubung oleh selasar yang membentang dari ujung bilik pertama hingga bilik terakhir membentuk ruangan panjang. Ruangan terbuka yang hanya berisi tikar-tikar dan lampit itu berfungsi sebagai ruang tamu sekaligus ruang serbaguna untuk berkumpul atau menyelenggarakan pertemuan warga.
Di bagian depan rumah terdapat beranda yang juga memanjang menghubungkan satu rumah dengan lainnya. Di situ biasanya warga rumah betang duduk-duduk memandang ke arah sungai atau berinteraksi dengan sesama penghuni.
Di depan rumah terdapat gertak, semacam jembatan yang dibuat dari susunan kayu memanjang. Gertak ini menjadi semacam halaman depan rumah sekaligus jalan "darat" yang menghubungkan rumah betang dengan daerah sekitar.
Dari gertak itu terdapat tangga untuk turun ke semacam dermaga tempat perahu ditambatkan di sungai. Perahu menjadi alat transportasi utama warga yang tinggal di tepi sungai Lebayon ini untuk bepergian, entah itu ke ladang, ke hutan, atau bahkan ke kota.
Jika menginap di rumah betang, pengunjung bisa mengikuti kegiatan sehari-hari yang dilakukan warga.
"Biasanya mereka jalan-jalan melihat danau, memancing, dan ada juga yang mau tahu kegiatan masyarakat," ujar Tamin, tokoh masyarakat di Meliau.
Membuat kerajinan seperti tenun dan anyaman juga menjadi salah satu daya tarik masyarakat Dayak Iban bagi wisatawan.
"Ada pula mahasiswa yang melakukan penelitian orang utan dan buaya, serta burung," tambah Tamin mengenai tamu-tamu yang pernah menginap di rumah betang.
Tidak jarang pula wisatawan datang untuk ikut berladang, menyadap karet atau mencari ikan. Warga Dusun Meliau sendiri yang akan mengantar tamu-tamu itu melakukan kegiatan dengan kendaraan utama perahu motor.
Memancing
Salah satu kegiatan favorit di Meliau adalah memancing. Meski hasil pancingan tidak boleh dibawa pulang dan harus dikembalikan lagi ke danau, namun itu tidak menyurutkan minat para penggemar mancing untuk datang.
Tamin menyebutkan bahwa wisata mancing itu digemari turis-turis dari negara tetangga Malaysia, Jepang, dan Thailand.
Kegiatan memancing biasanya dilakukan di Danau Merebung, danau yang merupakan habitat ikan arwana super red (Scleropages formosus). Di danau tersebut terdapat rumah apung yang bisa digunakan oleh para pemancing beristirahat.
Meski hingga saat ini, menurut Pengendali Ekosistem Hutan dari Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum, Alexander Melat Aryasa, belum ada penghitungan populasi ikan arwana di danau tersebut, namun larangan menangkap ikan itu sudah diberlakukan sejak lama.
Bahkan untuk menjaga populasi ikan itu, Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TNBKDS) melakukan pelepasliaran ikan arwana di Danau Merebung, seperti yang dilakukan pada Minggu lalu.
"Tanggal 29 Oktober kemarin, kami melakukan pelepasliaran lima ekor ikan arwana di Danau Merebung yang luasnya kurang lebih 41-45 hektare," ujar pria yang akrab disapa Alex itu.
Ikan-ikan yang dilepas langsung oleh Kepala Balai Besar TNBKSD Arief Mahmud itu adalah ikan indukan yang berasal dari penangkar dengan ukuran antara 60-70cm.
Selain di Merebung, kegiatan memancing juga bisa dilakukan di Danau Balai Aram Lukok, Meliau 1, Meliau 2 dan Danau 7, dengan berbagai jenis ikan seperti toman (Channa micropeltes), kerandang (Channa pleurophthalma), dan jelawat ( Leptobarbus hoevenii).
Oleh Fitri Supratiwi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017