Kedua negara itu sejak lama berselisih terkait jalur strategis tersebut, yang menghasilkan pendapatan senilai 3 triliun dolar AS setiap tahun dari kapal barang, yang melintasinya. Vietnam paling keras melawan klaim China terhadap kebanyakan wilayah lautan itu.
Pertemuan menteri luar negeri kedua negara itu pada Agustus dibatalkan, pada pertemuan kawasan di Manila, di tengah silang pendapat tentang militerisasi di Laut China Selatan dan pulau buatan.
Hanoi dan Beijing berusaha memperbaiki hubungan, dengan pemimpin tinggi China menjelaskan kepada tuan rumah Vietnam pada September bahwa kedua negara komunis itu memiliki tujuan bersama.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi bertemu dengan pejabat tinggi Vietnam di Hanoi minggu ini.
Saat berbicara sebelum Presiden China Xi Jinping mengunjungi Vietnam pada pekan depan untuk kunjungan kenegaraan dan menghadiri pertemuan puncak pemimpin Asia-Pasifik, Wakil Menteri Luar Negeri China Chen Xiaodong mengatakan bahwa pemimpin nasional kedua negara telah melakukan banyak diskusi "mendalam, terbuka" mengenai masalah kelautan.
"Mereka mencapai sebuah kesepakatan penting," kata Chen dalam sebuah berita pengarahan.
"Kedua pihak akan menjunjung tinggi asas konsultasi yang ramah dan dialog untuk bersama-sama mengelola dan mengendalikan sengketa maritim, dan melindungi gambaran perkembangan yang lebih besar terkait hubungan dan stabilitas Sino-Vietnam di Laut China Selatan," tambahnya.
Wakil Perdana Menteri Vietnam Pham Binh Minh mengatakan dalam pernyataan pada Kamis, bahwa ia telah mengusulkan dalam pertemuan dengan Wang bahwa kedua negara akan menyelesaikan perselisihan berdasarkan akal sehat dan hukum internasional.
Pasal terakhir adalah sengketa di Laut China Selatan, di mana Vietnam telah lama mengatakan bahwa klaim China terhadap wilayah lautan tersebut tidak memiliki dasar hukum.
"China dan negara-negara Asia Tenggara bersedia dan mampu menangani Laut China Selatan sendiri," kata Chen.
"Kami juga berharap negara-negara di luar kawasan bisa objektif melihat perubahan positif dalam situasi Laut China Selatan, dan melakukan tindakan yang lebih untuk perdamaian dan keseimbangan di kawasan ini," tambah Chen.
Pada Juli, di bawah tekanan dari Beijing, Vietnam menangguhkan pengeboran minyak di perairan lepas pantai yang juga diklaim oleh China.
Brunei, Malaysia, Filipina dan Taiwan juga mengklaim bagian- bagian kecil wilayah dari Laut China Selatan, dan menolak pernyataan China tentang kedaulatannya atas sebagian besar wilayah perairan itu.
China melakukan banyak pembangunan dan pengurukan di Laut China Selatan, kata gambar satelit terkini, dan kemungkinan besar hal tersebut dilakukannya untuk lebih memperkuat klaimnya atas jalur perairan tersebut, kata diplomat dan perwira militer kawasan itu, demikian Reuters.
(KR-AMQ/B002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017