• Beranda
  • Berita
  • HOOQ Filmmakers Guild buat enam serial televisi Asia Tenggara

HOOQ Filmmakers Guild buat enam serial televisi Asia Tenggara

6 November 2017 18:52 WIB
HOOQ Filmmakers Guild buat enam serial televisi Asia Tenggara
Konferensi pers HOOQ Filmmakers Guild di Jakarta, Senin (12/6/2017). (ANTARA News/ Nanien Yuniar )
Jakarta (ANTARA News) - Layanan video berbayar HOOQ mengumumkan enam judul serial televisi yang akan diproduksi perdana oleh HOOQ Filmmakers Guild 2017. 

Enam judul naskah tersebut adalah "Bhak" (India), "Suay" (Thailand), "Haunt Me" (Singapore), "How To Be A Good Girl" (Singapura), "Aliansi" (Indonesia) dan "Heaven and Hell" (Indonesia), yang terpilih dari sekira 500 naskah yang diterima HOOQ selama dua bulan dari seluruh Asia Tenggara.

"Kami menerima banyak naskah yang bagus untuk diseleksi, namun kami memutuskan untuk memproduksi enam naskah yang seharusnya kami pilih lima. Kami ingin melihat naskah-naskah tersebut diwujudkan dan berharap semuanya akan puas," ujar Peter Bithos, Chief Executive Officer HOOQ dalam siaran pers.

Pemenang dari India, "Bhak" adalah film bergenre drama penuh warna yang mengisahkan dua sineas muda yang ambisius di industri perfilman Bollywood. Ditulis oleh Arjun Chatterjee dan Shreyom Ghosh dari Big3 Media, film ini mengeksplorasi tema gairah, pengkhinatan dan cinta.
 
"Suay", film Thailand bergenre thriller kriminal karya Marcelo von Schwartz, mengisahkan ladyboy Lola yang menjadi penari go-go. Ia menerima potongan telinga Carly, seorang sahabatnya sekaligus mentornya. Lola kemudian terdorong untuk kembali ke pekerjaan awalnya sebagai detektif swasta yang tangguh dan terjun ke dunia gelap Bangkok.
 
Drama Supernatural berjudul "Haunt Me" karya Oman Dhas dan Goh Siu dari rumah produksi Third Floor Pictures, berkisah mengenai Kwong seorang duda yang ditinggal mati oleh ayahnya. Ia kemudian pindah ke rumah leluhur keluarganya dan mengungkap rahasia keluarganya yang keramat yaitu takdirnya menuntun jiwa-jiwa yang hilang ke dunia lain.
 
Selanjutnya naskah dari Singapura berjudul "How To Be A Good Girl" produksi Abundant Productions mengisahkan Frances Lee, sosialita yang menjadi mantan narapidana. Ia kemudian berusaha memperoleh kembali kehidupannya setelah lama berada di balik terali besi.
 
"Aliansi", naskah pemenang dari Indonesia ini menggabungkan dua genre, yang secara garis besar menjadi komedi unik karya Muttaqiena Imaamaa yang menceritakan seorang eksekutif kreatif di Jakarta yang bangkrut, kemudian mendapatkan kesempatan untuk bangkit ketika seorang miliarder misterius mendekatinya untuk membuat kampanye iklan yang meyakinkan masyarakat bahwa Alien itu nyata.
 
Berbeda dengan kisah di atas, "Heaven and Hell" karya Bobby Prabowo dan Eric Tiwa, membawa kita ke dunia mafia di Indonesia timur. Ketika perang antar kelompok akan pecah di Darmagu Batu, kampung halaman Chris, ia berpikir untuk meninggalkan dunia hitam yang kejam sampai ia menyadari satu-satunya cara untuk melindungi ayahnya yang dipenjara adalah dengan menjadi pemimpin di dalam dunia kriminal.

Diluncurkan pada Juni 2017, HOOQ Filmmakers Guild merupakan program tahunan untuk mencari orang-orang berbakat di dunia film di Asia yang memiliki ide cemerlang, namun tidak memiliki kesempatan untuk mewujudkannya.  

Sutradara, produser dan penulis naskah memiliki kesempatan untuk mengajukan naskah dan pengerjaannya untuk dijadikan serial TV. Lima ide terbaik akan menerima dana sebesar 30.000 dolar AS untuk memproduksi episode perdana yang akan tayang di HOOQ. 

Pemilihan yang terbaik dari lima naskah tersebut ditentukan oleh pelanggan HOOQ dan tim juri yang terdiri dari sutradara Filipina Erik Matti, sutradara Indonesia Mouly Surya, Nicholas Saputra, sutradara Thailand Wasin Pokpong dan Puttipong Promasakha Na Sakolnakorn. Naskah ini akan diproduksi menjadi serial secara penuh dan ditayangkan di HOOQ.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017