"Ketiga prinsip tersebut merupakan fondasi bagi tercapainya pengelolaan dana haji yang baik dan terpercaya," kata Helmy kepada wartawan di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan tiga tersebut merupakan tulang punggung tercapainya kualitas pengelolaan dana haji yang modern dan terbuka.
"Selain akad harus jelas dan juga harus akuntabel, pengelolaan dana haji juga penting memperhatikan prinsip pengelolaan."
"Jika mau diinvestasikan atau dikembangkan maka harus tepat sasaran, seperti untuk meningkatkan kualitas ekonomi kelas menengah ke bawah guna memangkas kesenjangan ekonomi," katanya.
Menurut dia, banyak lembaga keuangan mikro yang layak dikembangkan dan didukung lewat pembiayaan dari dana haji.
Dia mencontohkan Baitul Mal wa Tamwil (BMT) yang terus bergeliat dan berkembang di lingkungan pesantren dan juga NU.
"Lembaga-lembaga seperti BMT ini sangat penting dan strategis untuk dijadikan model pengembangan ekonomi umat. Maka Badan Pengelola Keuangan Haji harus mengalokasikan skema pengelolaan kepada lembaga-lembaga ekonomi mikro seperti BMT ini," kata dia.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017