"Seru banget. Di set pakai empat bahasa, Indonesia, Jepang, Aceh dan Inggris. Keseluruhan tim kolaboratif, ada kru lokal Aceh, Jepang," kata dia di Jakarta, Selasa (7/11) sore.
Sekar bersama Adipati Dolken dan empat aktor asal Jepang, yakni Dean Fujioka, Taiga, Sekar Sari, Junko Abe dan Mayu Tsuruta terlibat dalam film kolaborasi Indonesia dan Jepang berjudul "Laut".
Sebelum syuting dimulai, sambung Sekar, sang sutradara bahkan sempat memberikan kuliah singkat soal sejarah film hingga penjelasan bagaimana akting yang baik pada para pemain.
"Dari awal sutradara memberi arahan yang jelas, sangat akomodatif. Bahkan sebelum workshop, Koji memberikan kuliah perdana untuk pemain soal sejarah sinema dunia, referensi film, apa itu akting yang baik," kata Sekar.
Dia mengatakan, saat menerima skrip film, sudah terbayang kalau cerita yang dibangun kuat dan unik. Terlebih, karena merupakan proyek kolaborasi Indonesia dan Jepang, "Laut" bisa menjadi ajang belajar yang baik.
"Pertama kali dapat skrip, langsung terpikir cerita ini kuat, unik. Saya tahu kalau project ini kolaboraai Jepang dan Indonesia, ada proses belajar dua negara," kata dia yang mendapatkan peran sebagai perempuan Aceh itu.
Jalan-jalan
Perbedaan bahasa terkadang bisa menjadi sandungan bisa mengenal seseorang dari negeri nan jauh di sana. Hal ini juga terjadi pada Sekar. Sekalipun begitu, bukan berarti tak ada cara untuk bisa mengakrabkan diri dengan mereka. Apa yang Sekar lakukan?
"Ajak jalan-jalan, makan. Taiga bahkan ketagihan sambal, belajar makan pakai tangan. Junko ketagihan air kelapa muda. Setiap hari dia ingin minum kelapa muda dan kopi. Makanan menyatukan kita," kata dia.
Selain makanan, Sekar juga mengajak Taiga dan kawan-kawan menonton film bersama dan jalan-jalan kala tiba di Jakarta.
Berbeda dengan Taiga dan Junko, Dean mungkin sudah tak asing dengan Indonesia. Pria kelahiran Fukushima itu bahkan menikah dengan perempuan asal Indonesia, Vanina Amalia Hidayat beberapa waktu lalu.
"Di Jakarta diajak nonton film, makan makanan Indonesia, jalan bareng," kata dia.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017