"Ada pengaruh regional berupa pola angin yang mengindikasikan adanya pembentukan awan konvektif," kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara), Setyoajie Prayoedhie di Banjarnegara, Rabu.
Hal tersebut disampaikan terkait hujan dan angin kencang di Banjarnegara pada Rabu.
Dia menjelaskan, kondisi atmosfer pada saat terjadinya hujan lebat dan angin kencang di wilayah Banjarnegara ditemukan adanya pengaruh regional berupa pola angin yang mengindikasikan adanya pembentukan awan konvektif.
"Hal itu merupakan akibat dari adanya pengumpulan massa udara dan daerah belokan angin yang mengakibatkan perlambatan massa udara sehingga menyebabkan peningkatan pengangkatan massa udara yang berpotensi menumbuhkan awan konvektif Cumulonimbus yang dapat menyebabkan hujan lebat disertai petir dan angin kencang," katanya.
Selain itu, kata dia, didukung dengan kondisi lokal, baik dari labilitas udara ataupun citra satelit yang menunjukkan kondisi udara labil dan tergambar pada citra satelit.
Berdasarkan data citra satelit cuaca, didapatkan adanya indikasi pertumbuhan awan mulai dari jam 12.30 WIB.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara, Arief Rahman menambahkan bencana angin kencang terjadi di wilayah Banjarnegara yang mengakibatkan tumbangnya sejumlah pohon.
"Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi sekitar pukul 12.30 WIB mengakibatkan sejumlah pohon tumbang, baliho rubuh, hingga adanya rumah roboh karena tertimpa pohon," katanya.
Bahkan, satu orang meninggal dunia akibat tertimpa pohon beringin yang tumbang di alun-alun Banjarnegara.
(T.W004/S023)
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017