Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana dalam rilis, di Jakarta, Kamis, mengatakan kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan "joint work programme" (JWP) pada Rabu (8/11).
JWP tersebut meliputi "energy data and statistic", "emergency policy and energy security", "oil and gas market", "power sector and renewable energy", "energy efficiency", "climate change", dan "clean energy technology".
"Kerja sama ini juga bertujuan sebagai penguatan ketahanan energi untuk pertumbuhan global yang berkelanjutan," katanya.
Pada penandatanganan tersebut Menteri ESDM Ignasius Jonan diwakili Rida Mulyana, sementara dari pihak IEA adalah Executive Director IEA Fatih Birol.
"Kementerian ESDM menyambut baik kerja sama dengan IEA ini. Dalam JWP selain sharing data dan informasi, juga ditujukan untuk peningkatan capacity building pegawai Kementerian ESDM di bidang pengolahan dan analisis data energi dalam perumusan rekomendasi untuk pengambilan kebijakan, dan semuanya tetap berujung untuk penguatan ketahanan energi," ujar Rida pada acara IEA Ministerial Meeting itu pula.
Pada 7-8 November 2017, Kementerian ESDM memenuhi undangan IEA untuk menghadiri IEA Ministerial Meeting di Paris, Prancis.
Pertemuan dua tahunan tersebut pada 2017 mengangkat tema mengenai penguatan ketahanan energi untuk pertumbuhan global yang berkelanjutan.
Rida menambahkan dalam pertemuan itu, beberapa isu yang menjadi perhatian adalah bagaimana menciptakan kondisi yang baik untuk melakukan investasi di bidang energi, memperkuat ketahanan energi, transisi menuju energi bersih, dan digitalisasi energi.
Menurut dia, semua itu merupakan tantangan yang perlu menjadi perhatian bagi seluruh pemangku kepentingan di sektor ESDM.
"Pemerintah Indonesia terus berupaya serta konsisten untuk memberikan iklim investasi energi yang baik dan dapat mengadopsi teknologi energi bersih yang inovatif di semua sektor ESDM," ujar Rida.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017