"Laksamana Muda Udara Anumerta Nurtanio Pringgoadisuryo adalah patriot bangsa yang berjuang tanpa pamrih," kata Presiden tentang patriot yang namanya digunakan untuk menamai pesawat N-219.
Ia menyebutkan seluruh hidup Nurtanio didharmabaktikan untuk kedirgantaraan Indonesia. Ia gugur dalam sebuah penerbangan uji coba.
Presiden meresmikan penamaan pesawat itu didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir, dan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki.
Pada acara peresmian itu, Presiden Jokowi juga membuka selubung biru yang menutupi nama Nurtanio di sisi kiri depan pesawat, meresmikan penggunaan nama Nurtanio untuk pesawat itu dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim.
"Inilah hasil kerja putra putri penerus Nurtanio dan akan diteruskan hingga generasi anak anak kita nanti.
Acara peresmian nama pesawat itu juga dihadiri puluhan siswa SD, yang bersama Presiden Jokowi dan Ibu Negara dan tamu lainnya menerbangkan pesawat kertas diiringi lagu "Pesawatku".
Menjawab pertanyaan mengenai kelanjutan proyek N219, Presiden Jokowi mengatakan proses pembangunan pesawat itu sudah selesai, proses berikutnya adalah proses bisnis.
"Harus bisa dipasarkan, harus bisa masuk ke komersiil, masuk ke dunia industri, artinya memang harus ada yang beli sehingga industri kita bisa berkembang," katanya.
Ia mengatakan tidak ada masalah terkait anggaran untuk proses selanjutnya. "Saya kira tidak ada masalah," tegasnya.
Pesawat Nurtanio N-219 buatan LAPAN dan PT Dirgantara Indonesia memiliki mesin dua dengan kapasitas 19 penumpang.
Pewarta: Agus Salim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017