Ketua Tim Sel Punca RS Medistra Profesor Teguh Santoso dalam konferensi pers di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta, Jumat, mengatakan RS Medistra kini melayani terapi sel punca untuk alternatif pengobatan pasien dengan pengawasan tata laksana dari RSCM.
Ketua Komite Pengembangan Sel Punca dan Rekayasa Jaringan Indonesia Dr dr Ismail Hadisoebroto Dilogo SpOT (K) mengatakan kerja sama kedua rumah sakit tersebut memberikan kesempatan pada pasien untuk memilih menjalani terapi sel punca di RS Medistra.
"Ada banyak pasien-pasien kita yang tidak mau berobat ke rumah sakit pemerintah, maunya ke luar negeri, oleh karena itu kerja sama ini perlu agar masyarakat Indonesia tidak perlu lagi ke luar negeri untuk terapi sel punca," kata Ismail.
"Kita harapkan ini jadi suatu model untuk mengembangkan pelayanan sel punca yang lebih luas," kata Ismail.
Kerja sama rumah sakit swasta dan pemerintah tersebut juga mencakup kegiatan riset dan pengembangan terapi sel punca.
"Kerja sama yang kita lakukan ini juga bertujuan bahu-membahu dalam mengerjakan riset di Medistra di bawah pengampuan dan pengawasan RSCM. Apa yang kita lakukan semua harus melalui izin Komite Etik di FKUI. Yang kami lakukan semua harus legal, harus diampu oleh RSCM, di bawah payung RSCM. Kalau kita mengeluarkan hasil, atas nama RSCM dan FKUI, tidak hasil Medistra," kata Teguh.
Rumah Sakit Medistra merupakan rumah sakit pertama yang menjalin kerja sama dengan RSCM selaku rumah sakit pemerintah yang berwenang melakukan terapi sel punca untuk pasien.
Kerja sama ini juga melibatkan PT Bifarma Adiluhung, anak perusahaan dari PT Kalbe Farma Tbk, sebagai produsen dan penyedia sel punca untuk kebutuhan terapi pada dua rumah sakit tersebut.
Terapi sel punca merupakan terapi penyembuhan yang dilakukan dengan menggantikan sel-sel yang rusak dalam tubuh pasien. Terapi sel punca digunakan sebagai alternatif pengobatan berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskular, kanker, gangguan imu, kelainan darah dan kelainan metabolik.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
