Kepala BPBD Cianjur, Ahmad Rivai, pada wartawan, Senin, mengatakan, telah melihat langsung lokasi bencana di mana tercatat ketiga bangunan milik SMP Negeri 3 Sukaresmi yang ambruk itu, terdiri dari ruang guru dan dua bangunan ruang kelas.
Dia menjelaskan, pergerakan tanah kembali terjadi di Kampung Cipari, Desa Rawabelut, Kecamatan Sukaresmi, yang selama ini dikenal wilayah langganan pergerakan tanah. Informasi warga sebelum pergerakan tanah terjadi diawali dengan hujan deras sejak siang hingga malam hari.
Mereka mengimbau warga yang tinggal di wilayah rawan pergerakan tanah itu, agar waspada dan segera mengungsi jika pergerakan tanah susulan terjadi dan terus meluas karena curah hujan yang terjadi di Cianjur masih sangat tinggi.
"Untuk kemarin dua kali pergerakan tanah yang terjadi malam dan menjelang tengah malam. Warga diminta waspada dengan berbagai potensi bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi," katanya.
Dia juga mengimbau relawan untuk siaga 24 jam di lokasi rawan pergerakan tanah itu, meskipun masih jauh dari perkampungan warga, namun relawan diminta untuk melaporkan setiap kejadian dan mengimbau warga untuk mengungsi guna menghindari korban jiwa ketika pergerakan tanah meluas.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017