Kepala Balai PATP Dr. Retno Sri Hartati Mulyandari, mengutarakan bahwa acara ini menyasar generasi muda yang ingin menggeluti bisnis kopi yang belakangan ini tumbuh subur.
Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri), Kementerian Pertanian telah menghasilkan inovasi hulu – hilir kopi, mulai dari budidaya hingga produk siap dikonsumsi.
“Balitbangtan berkewajiban mendiseminasikan inovasi yang dimilikinya kepada masyarakat, salah satunya melalui penyelenggaraan Edu Cofee ini”, demikian dikatakan, Dr. Ir. Retno Sri Hartati Mulyandari, M.Si, pada pembukaan EDU COFFEE, seperti dilaporkan siaran pers Balitbangtan.
50 peserta mengikuti acara Edu Coffee yang menghadirkan narasumber M. Eka Pramudita dari Kemenady Café, serta Elsera T. dan Handy S. dari Balittri.
Edu coffee diawali dengan penjelasan Eka mengenai jenis kopi yang ada di pasaran saat ini seperti liberika, arabika dengan aroma floral yang tajam dan tingkat keasaman yang kuat, robusta dengan aroma yang tidak terlalu kuat, terasa sangat pahit, dan ada aroma khas seperti cokelat.
Untuk menyajikan kopi yang baik, maka kopi yang telah disangrai selanjutnya digiling dengan tingkat kehalusan yang diinginkan. Untuk menyeduh gunakan temperatur air tidak lebih dari 93º C, karena jika lebih dari 100º C akan keluar aroma dan cita rasa yang tidak enak.
Setelah diseduh, didiamkan 3-5 menit terlebih dahulu. Selama praktek menyajikan kopi, Eka menggunakan kopi khas nusantara seperti kopi Aceh Gayo, kopi Flores Bajawa, kopi Bogor serta menggunakan teknologi Balitbangtan yaitu kopi Liberika Meranti, Arabika Pakuwon dan Robusta Pakuwon.
Selain itu, informasi teknologi Balitbangtan juga disampaikan oleh Elsera dan Handy, mengenai pascapanen kopi dan teknik penyimpanan kopi. Seluruh peserta terlihat sangat antusias dan bersemangat dengan adanya acara Edu Coffee.
Setidaknya seluruh peserta mendapatkan ilmu baru mengenai kopi mulai dari sejarah, pengolahan hingga cara penyajiannya dengan baik (Ist).
Pewarta: System
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017