Rob menyebutkan Bogor di Indonesia menjadi lokasi ketiga setelah Amsterdam, Belanda dan Philadelphia, Amerika Serikat yang disinggahi Ecodome.
"Ecodome bangunan yang unik, platform menampilkan ekosistem yang berkelanjutan. Indonesia jadi lokasi di negara berkembang pertama yang disinggahi Ecodome. Sebelumnya di Amsterdam dan Philadelphia," kata Rob.
Ia mengatakan kehadiran Ecodome di Indonesia berkat kerja sama antara Kebun Raya Bogor dengan Kedutaan Belanda, dan Erasmus Huis mendatangkan Ecodeme dari Philadelphia, Amerika Serikat.
"Ecodome diberikan sebagai kado ulang tahun dua abad Kebun Raya Bogor," kata Rob.
Menurutnya, negara-negara di dunia saat ini tengah menghadapi isu yang sama yakni persoalan air, pemanasan global, pangan dan hak asasi manusia. Pemanasan global menjadi tantangan yang harus dihadapi bersama-sama.
Ecodome merupakan inovasi yang fokus pada kehidupan yang hijau. Ecodome mempunyai suhu ruangan yang sehat lewat sebuah filter yang bisa membersihkan 10.000 meter kubik udara kotor per jam.
"Mari kita kerja bersama dalam mengatasi pemanasan global," kata Rob.
Rob mengaku bahagia dengan hadirnya Ecodome di Kebun Raya Bogor. Walau tinggal dan bekerja di Jakarta, ia sering berkunjung ke Kebun Raya Bogor.
"Saya suka Kebun Raya Bogor, saya sering datang ke sini, sekedar jalan-jalan, ngobrol dengan orang-orang," kata Rob.
Peresmian pembukaan Ecodom dihadiri sejumlah pejabat dan tamu undangan baik dari Pemerintah Indonesia, Belanda, Pemerintah Kota Bogor, serta jajaran LIPI.
Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Enny Sudarmonowati menjelaskan Ecodome akan berada di Kebun Raya Bogor selama satu tahun yakni dari bulan November 2017 sampai November 2018.
"LIPI berterima kasih kepada Pemerintah Belanda melalui Erasmus Huis sudah meletakkan Ecodome di Kebun Raya Bogor, yang tadi rencananya bulan Mei 2017 karena faktor cuaca, diundur jadi bulan November," katanya.
Ia menyebutkan Ecodome menjadi model Kebun Raya Bogor sebagai pendidikan lingkungan melalui sentuhan teknologi masyarakat menjadi tahu bagaimana cara mendaur ulang sumber daya alam.
"Di Ecodome ini, air hujan didaur ulang untuk menyirami tahanam yang ada di dalamnya. Ecodome menjadi contoh pembangunan berkelanjutan, teknologi hijau," kata Enny.
Model bangunan Ecodome berupa kubah memiliki filosofi bangunan sangat kokoh terhadap angin, dan cuaca apapun. Selain itu permukaan kubah yang transparan berfungsi untuk menyerap matahari yang dapat manfaatkan oleh tanaman untuk fotosintesis.
Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI Didik Widyatmoko menjelaskan Ecodome adalah wahana yang didalamnya tersimpan tanaman-tanaman yang ditata sedemikian rupa sehingga memberikan nilai artistik.
"Ecodome terdapat wahana pendidikan lingkungan, kegiatan pameran yang berkaitan dengan lingkungan dan iptek, ekosistem, seni dan budaya," kata Didik.
Didik menambahkan Ecodome menjadi wahana baru yang diharapkan dapat memberikan pemahaman terhadap masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem dan lingkungan dengan baik, hingga berkelanjutan.
"Ecodome adalah miniatur lingkungan tempat manusia harus menyelaraskan keberadaannya dengan alam sekitar," kata Didik.
Peresmian Ecodome dibuat menarik dengan suasana pesta kebun diiringi musik jazz yang didatangkan khusus dari Belanda yakni Rembrandt Freriks Trio yang menampilkan permainan piano, bass dan drum.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017