Dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Senin, Enggartiasto menegaskan bahwa Indonesia telah memberi bukti kepada ASEAN atas kesiapan dan komitmen Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN.
"Komitmen Indonesia terhadap MEA ditunjukkan melalui pencapaian implementasi tertinggi atas Prioritas Tahunan MEA pada tahun 2017 dibandingkan dengan negara anggota ASEAN lainnya, meskipun masih sekitar 60 persen versus rata-rata ASEAN yang baru mencapai 52 persen," kata Enggartiasto.
Enggartiasto mengharapkan pencapaian penerapan Prioritas Tahunan di ASEAN bisa terus meningkat hingga akhir tahun 2017, dan sekaligus menjadi sebagai bukti kesungguhan integrasi ekonomi ASEAN terutama pada usianya yang ke-50.
Dalam masa keketuaan Filipina kali ini, ASEAN berhasil menyelesaikan 11 inisiatif prioritas ekonomi ASEAN (economic priority deliverables), antara lain ASEAN Roll-on Roll-off Davao-General Santos-Bitung, bisnis inklusif, Work Program e-Commerce 2017-2025, dan ASEAN Seamless Trade Facilitation Indicator.
Menurut Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo, ada beberapa isu penting yang menjadi catatan ke depan bagi ASEAN.
"ASEAN harus terus memperkuat kerja sama lintas sektor dan lintas pilar untuk mencapai implementasi MEA 2025, antara lain e-Commerce, Good Regulatory Practices, Global Value Chain (GVC), ASEAN Food Safety Regulatory Framework, dan ASEAN Business Travel Card," ujar Iman.
Saat ini, perekonomian ASEAN merupakan terbesar keenam di dunia dan ketiga di Asia, dengan total PDB sebesar 2,55 triliun dolar AS pada tahun 2016. Proyeksi pertumbuhan ekonomi ASEAN mencapai lima persen pada tahun 2017 dan 5,1 persen tahun 2018.
Nilai perdagangan barang ASEAN-dunia mencapai 2,24 triliun triliun, dengan 23,1 persen diantaranya merupakan perdagangan intra-ASEAN. Sedangkan investasi ke ASEAN mencapai 98 miliar dolar AS pada tahun 2016, dan 25 persen di antaranya merupakan investasi intra-ASEAN.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017