Pernyataan Presiden Jokowi ini disampaikan pada "RCEP leaders meeting" yang berlangsung di sela-sela KTT ASEAN di Manila, Selasa.
"Saya berharap perundingan RCEP dapat segera diselesaikan. Penyelesaian RCEP akan memberikan pesan kuat bahwa integrasi ekonomi dapat menguntungkan semua pihak," demikian pernyatan Presiden yang dirilis Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
Menurut Presiden, proses perundingan yang telah berjalan selama 5 tahun itu belum dapat mencapai kesepakatan atas isu-isu utama khususnya di bidang perdagangan barang, perdagangan jasa dan investasi.
"RCEP akan menjadi pakta perdagangan bebas terbesar di dunia dengan jumlah penduduk mencapai hampir setengah populasi dunia," ujarnya.
Di depan seluruh Kepala Negara dan Pemerintahan peserta perundingan RCEP, Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya pemberian mandat kepada para perunding untuk bersikap lebih fleksibel, pragmatis dan realistis tanpa mengorbankan kualitas dari perjanjian itu sendiri.
"Saya paham perbedaan level ambisi yang berbeda merupakan tantangan yang tidak dapat kita abaikan. Namun RCEP merupakan 'living document' sehingga masih terus dapat kita kembangkan seiring dengan jaman," ucapnya.
RCEP merupakan konsep perjanjian perdagangan bebas antara 10 negara ASEAN dengan enam negara mitra yaitu Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru.
Perundingan RCEP secara formal dimulai sejak bulan November 2012 saat KTT ASEAN di Kamboja. Adapun proyeksi ekonomi dari RCEP ditaksir memiliki GDP gabungan sebesar 31,60 persen dari GDP dunia; dan mewakili 28,5 persen perdagangan global.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017