"Kami sudah melakukan sosialisasi secara rutin kepada warganya terutama terkait kewaspadaan bencana tanah longsor dan angin kecang di musim hujan saai ini," kata Camat Selo Jarot Purnama, di Boyolali, Rabu.
Jarot Purnama mengatakan di Kecamatan Selo ada 10 desa yang hampir seluruhnya merupakan daerah rawan tanah longsor. Warganya bermukim di daerah lahan dataran tinggi dan bertebing di lereng Merapi dan Merbabu.
"Dari 10 desa rawan bencana di Selo, sebanyak tiga di antaranya masuk daerah yang sering terjadi bencana tanah longsor dan banjir yakni Tlogolele, Jrakah, dan Klakah," katanya.
Menurut dia, jika turun hujan deras yang cukup lama di wilayah Selo banyak terjadi tebing longsor, dan hal ini bila tidak diwaspadai dapat membahayakan warga terutama pengguna jalan di Jalan Raya Boyolali-Selo-Magelang. Bahkan, warga di daerah pemukiman juga sering terjadi tanah longsor.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk lebih tanggap terhadap situasi lapangan, karena warga setempat lebih peka terhadap kondisi lingkungan tempat tinggal masing-masing.
"Warga yang bermukim di dekat tebing, lebih waspada saat turun hujan. Warga dapat di dekat pintu keluar rumah, sehingga ketika terjadi bencana bisa menyelamatkan diri keluar rumah," katanya
Menurut data, katanya, terjadi bencana tanah longsor di Dukuh Gesikan, Desa Jrakah Kecamatan Selo, pada Senin (13/11) malam. Tanah longsor yang menerjang rumah bagian belakang dan kandang ternak milik Waginem (45) itu, menyebabkan kerusakan. Namun, kejadian itu, tidak sampai ada korban jiwa.
Selain itu, bencana angin kencang juga terjadi di Dukuh Sepi, Desa Jrakah Selo, dan menyebabkan sejumlah pohon tumbang di wilayah ini, tetapi peristiwa itu, tidak sampai ada korban jiwa.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Purwanto, Boyolali daerah rawan tanah longsor ada lima kecamatan, yakni Selo, Musuk, Cepogo, Ampel dan Kemusu.
"Kami memasuki musim hujan ini, sudah melakukan sosialisasi ke daerah rawan bencana agar tetap waspada terhadap tanah longsor, angin kencang, dan banjir," kata Purwanto.
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017