Kendati tidak berdampak fatal, 14 siswa sempat dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat RSUD dr Iskak, 11 siswa ke puskesmas kota, dan 35 lainnya dirawat di sekolah.
Kejadian yang tidak terduga itu terjadi setelah pihak guru sekolah kedua SD yang berlokasi di satu kompleks (satu atap) bersama tim pemasaran produk teh kemasan melakukan bagi-bagi minuman kemasan secara gratis yang dikemas melalui skema "game" atau permainan tanya jawab berhadiah di halaman SD setempat.
"Sekitar 15 menit setelah acara game ini digelar dan siswa mendapat pembagian minuman teh kemasan, beberapa siswa mengeluh pusing, mual dan muntah-muntah," tutur Kepala SDN III Kepatihan Mulyaningsih.
Beberapa siswa yang dilarikan ke IGD RSUD dr Iskak mengaku sempat pusing-pusing dan mengaku masih mual.
Mereka sebagian terbaring di dengan selang infus terpasang di tangan.
Namun secara keseluruhan kondisi para siswa yang sebagian sempat jatuh pingsan tersebut membaik.
Dokter jaga IGD RSUD dr Iskak, dr Heru Dwi Cahoyono mengatakan para siswa mengalami gejala keracunan, namun belum positif intoksikasi (keracunan) yang biasanya ditandai dengan gejala muntah secara terus-menerus disertai tensi menurun drastis yang menyebabkan tubuh korban melemah.
"Memang ada gejala intoksikasi, tapi belum sampai parah sehingga kondisi mereka cepat membaik saat dilakukan pemeriksaan," kata dr Heru Dwi Cahyono.
Kabag Humas dan Pemasaran RSUD dr Iskak Mochammad Rifai menyatakan kasus diduga intoksikasi atau keracunan masal tersebut masuk kategori kejadian luar biasa (KLB) sehingga keseluruhan biaya pengobatan korban sepenuhnya ditanggung pemerintah daerah.
Sementara itu, kepanikan masih terjadi di SDN III Kepatihan dan SDN IV Kepatihan yang berada dalam satu kompleks bangunan di Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Tulungagung hingga pukul 12.00 WIB.
Sejumlah petugas dari kepolisian segera mengumpulkan sisa teh botol kemasan untuk dijadikan barang bukti awal sekaligus sebagai sampel untuk pemeriksaan laboratorium.
Beberapa petugas juga tampak sibuk meminta keterangan dari beberapa siswa, orang tua murid, serta guru dan perwakilan tim pemasaran produk teh kemasan untuk mengusut insiden keracunan yang nyaris membahayakan keselamatan anak didik di SDN III Kepatihan dan SDN IV Kepatihan tersebut.
Kasatreskrim Polres Tulungagung AKP Mustijat Priyambodo mengatakan pihaknya masih memeriksa sejumlah saksi.
Petugas juga mengambil sampel minuman untuk diuji laboratorium forensik.
"Saat ini kita masih memeriksa saksi dan sudah mengambil contoh minuman," ujarnya.
Kepala SDN III Kepatihan Mulyaningsih mengatakan, hampir seluruh siswa yang berjumlah 400 siswa mulai kelas 1 hingga 6 menikmati teh gratis.
Namun anehnya hanya 57 siswa mengalami gejala keracunan.
"Khawatir terjadi hal hal yang tidak diinginkan, kami langsung mengambil langkah penanganan," ujarnya.
Selain siswa, semua guru juga menikmati teh gratis berupa kemasan botol dan kemasan plastik.
Namun menurut dia, mayoritas siswa yang mengalami gejala keracunan semuanya adalah yang meminum teh kemasan plastik.
Pewarta: Destyan Hendri Sujarwoko
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017