Jakarta (ANTARA News) - Partai NasDem secara resmi mendeklarasikan untuk mendukung kembali Joko Widodo sebagai presiden pada Pemilu Presiden 2019 mendatang.Saya nyatakan dengan ini, Partai NasDem dengan resmi mencalonkan kembali Pak Jokowi sebagai Presiden pada Pilpres 2019."
"Saya nyatakan dengan ini, Partai NasDem dengan resmi mencalonkan kembali Pak Jokowi sebagai Presiden pada Pilpres 2019," kata Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh dalam sambutannya pada Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV NasDem, yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo, di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu malam.
Presiden Jokowi pun dipersilakan maju untuk menerima piagam dukungan.
"Mulai hari ini, sampai seterusnya sebagai ketua umum partai NasDem saya ingin melihat kesiapan setiap struktur partai NasDem dari DPP sampai DPRT, setiap sayap partai, seluruh anggota legislatif partai NasDem, dan para kepala daerah partai NasDem untuk bekerja memenangkan Pemilu serentak 2019. NasDem Partaiku, Jokowi Presidenku!," tegas Surya Paloh.
Partai NasDem, kata Surya, secara konsisten memegang prinsip untuk mendukung Presiden Jokowi pada Pilpres nanti.
Ia mengatakan cita-cita NasDem sampai sejauh ini belum tercapai sepenuhnya, tetapi dirinya bangga atas beberapa capaian NasDem.
"Saya katakan sejara jujur sejujur-jujurnya, masih jauh soal ini, dari apa yang diinginkan, apalagi dari cita-cita proklamator ini. Tapi perlu dicatat dengan jelas dan tegas, satu kemenangan kecil yang telah tercatat yang sudah ditancapkan. Ada kepercayaan suara rakyat 7 persen pemilu 2014 lalu. Kita sudah memiliki Presiden Jokowi. Presiden yang diusung secara totalitas oleh partai ini!" kata Surya Paloh berapi-api.
Ia menambahkan, partai memang seumur jagung, yakni berusia 6 tahun tetapi pihaknya memiliki mimpi besar.
"Selama enam tahun Partai NasDem telah membuktikan bahwa kita konsisten dengan komitmen pada gerakan perubahan: dimulai dari diri sendiri untuk tidak berpura-pura, untuk tidak berbeda antara ucapkan dan perbuatan yang terus disuarakan dari awal hingga hari ini," katanya.
Dalam dialektika romantika hidup ini, Surya sudah berjuang di setiap zaman, mulai dari Orde Lama, Orde Baru, sampai pada masa Reformasi. Pasca Reformasi 1998. Kita merindukan pemimpin yang otentik, yang menjadi antitesa dari politik pencitraan yang over dosis, yang mengedepankan kepentingan rakyat banyak di atas hasrat pribadi dan kelompok, ujarnya.
Kerinduan tersebut, kata dia, terjawab ketika Indonesia dipimpin oleh Presiden Jokowi, seorang putera terbaik bangsa yang berdiri apa adanya, yang satu kata dan perbuatannya.
"Presiden yang tidak ada mengeluh dan tidak gampang capek apalagi menyerah untuk kemajuan bangsa dan Negara yang dipimpinnya," ucapnya.
Di masa kepemimpinan Jokowi, harga BBM di Papua sama dengan BBM di Jawa, di bawah komando beliau Presiden Jokowi melihat mimpi-mimpi besar Bung Karno terealisasi untuk membangun jalan tol dan jalan raya yang membuka setiap akses dari kota dan desa.
"Di tangan Presiden Jokowi, pembangunan nasional yang diletakkan pak Harto menjadi kembali hidup dan bergairah dimana waduk, bendungan dan irigasi, terus dibangun sebagai komitmen membangun swasembada pangan dan ekonomi yang berdikari," katanya.
Dan yang paling luar biasa adalah dimana anak-anak Indonesia sekarang hidup penuh harapan, canda dan gelak tawa dengan sang presidennya, ketika Pak Jokowi datang ke setiap pelosok negeri membagi-bagikan kabar kegembiraan, optimisme, kerja nyata, demikian Surya Paloh.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017