Siaran pers Balitbangtan menyebutkan, sawah yang akan dipanen merupakan lahan rawa yang pada musim penghujan seperti ini air dapat naik dan menggenangi sawah.
Bahkan, untuk menuju lokasi panen pun, Menteri Pertanian dan rombongan harus menggunakan perahu kecil (jukung).
Namun, karena antusiasme Mentan untuk memanen padi di daerah tersebut, sebelum mencapai lokasi panen, Mentan lompat dari atas perahu dan berjalan melewati genangan air rawa yang mencapai setinggi dada.
Menurut Mentan, hal itu dia lakukan karena dirinya ingin merasakan apa yang juga dirasakan oleh petani diwilayah tersebut. "Petani basah-basahan, Menterinya juga harus ikut merasakan basah-basahan saat turun ke sawah," tuturnya.
Mentan meminta kepada Pemerintah Kabupaten HSS untuk bisa mengoptimalkan lahan pertaniannya. Seperti di Desa Banua Hanyar ini, Mentan ingin agar bisa dibuatkan tanggul sehingga dapat panen lebih dari sekali dalam setahun.
Varietas yang ditanam di lahan rawa ini adalah Mekongga dan Ciherang. Menurut Kepala BPTP Kalimantan Selatan Dr. Muslimin, provitas kedua varietas itu di lahan rawa ini memang tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 8,16 ton/hektar untuk Ciherang dan 8,64 ton/hektar untuk varietas Mekongga dengan kadar air yang cukup tinggi sekitar 26%.
"Namun, petani masih mendapatkan harga yang layak dari pengumpul yaitu sekitar Rp. 4.500 – Rp. 5.000 per kilogram," tambahnya.
Haji Ahmad, petani di Desa Banua Hanyar mengungkapkan bahwa masalah yang dihadapi petani didesa tersebut utamanya adalah kesulitan panen pada saat air naik sehingga memerlukan power thereser serta alat pengering.
Menanggapi hal itu, Mentan langsung memberikan arahan bahwa untuk mengangkat potensi di lahan rawa lebak tersebut perlu dukungan teknologi alat mesin pertanian seperti traktor untuk pengolahan lahan, ekskavator untuk memperbaiki atau membangun tanggul sehingga lahan bisa tertata dengan baik serta pompanisasi untuk pengelolaan air.
"Kita ingin membangunkan raksasa tidur lahan pasang surut, lahan tadah hujan di Indonesia. Melihat potensi di Kalsel sangat luar biasa untuk menjadi lahan pertanian yang bisa panen tiga kali dalam setahun," tegasnya yang dilanjutkan dengan pemberian bantuan berupa 10 traktor tangan, 4 traktor roda empat dan empat ekskavator.
Bupati HSS sendiri berharap kedatangan Menteri Pertanian ke Desa Banua Hanyar ini bisa memacu para petani untuk memanfaatkan lahan yang ada.
"Sehingga kedepan, HSS akan mampu berkontribusi untuk produksi dan aset bagi Indonesia," tutupnya. (Ybh)
Pewarta: System
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017