• Beranda
  • Berita
  • Dirjen: budidaya cabe-bawang Purbalingga layak ditiru

Dirjen: budidaya cabe-bawang Purbalingga layak ditiru

16 November 2017 23:30 WIB
Dirjen: budidaya cabe-bawang Purbalingga layak ditiru
Arsip: Petani memetik buah cabe rawit yang membusuk di lahan perkebunan cabe di kawasan Manggolo, Kecamatan Manggolo, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Selasa (26/9/2017). (ANTARA FOTO/Jojon)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pertanian menilai cara budidaya cabai dan bawang merah oleh Asosiasi Petani Hortikultura Purbalingga (APHP) Bangkit Lestari, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah layak ditiru petani lain di Tanah Air.

Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Spudnik Sujono di Jakarta, Kamis, menyatakan cara budidaya yang dilakukan petani Purbalingga terbukti bisa menjaga kualitas dan produktivitas kala musim hujan, lantaran terbebas dari penyakit pantek.

"Purbalingga melalui petani sudah memberikan inisiatif. Jadi, semacam pemikiran yang sangat baik, sederhana, yaitu `rain shelter`. Kalau saya bilang sungkup plastik," ujarnya.

Hal itu dikatakannya ketika menjelaskan hasil kunjungannya pada "Temu Petani" di Desa Pekucen, Kecamatan Bobotsari, Purbalingga, Jawa Tengah, serta panen cabai dana bawang merah di lahan seluas dua hektare, Rabu (15/11).

Keunggulan inovasi sederhana yang dipraktikkan APHP Bangkit Lestari, tambahnya, jauh lebih murah dibanding yang pernah dikembangkan Ditjen Hortikultura Kementan.

APHP hanya memanfaatkan plastik biasa serta tali lentur untuk menjaga agar plastik tidak gampang robek

Melalui penerapan inovasi tersebut, Spudnik berkeyakinan, ke depannya swasembada berkelanjutan cabai dan bawang merah terealisasi, sehingga harga jualnya diharapkan stabil, sebab petani umumnya menghindari tanam dua komoditas bumbu dapur itu saat musim hujan pada Oktober-Maret (Okmar).

Sementara itu mantan Sekretaris Ditjen Tanaman Pangan Kementan ini berjanji siap meningkatkan bantuan kepada petani Purbalingga, selain itu juga akan memberikan berbagai alat pascapanen.

Spudnik meminta petani Purbalingga untuk mencoba tanam organik dan mengurangi penggunaan pestisida, karena lebih sehat, berkualitas dan menekan ongkos produksi.

"Penggunaan pupuk juga jangan berlebihan serta mengontrol pH tanah," katanya.

Guna meningkatkan pengetahuan petani akan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan penyakit lain, Spudnik siap mengundang perwakilan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan Malang, Kurniawan, ke Purbalingga untuk mengetahui cara mencegah tanaman kena virus kuning.

Sementara itu, Asisten Setda Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Purbalingga Sigit Subroto mengatakan produksi dan produktivitas tanaman cabai dan bawang di wilayah tersebut belum optimal, untuk itu masih memerlukan bantuan guna mengoptimalkannya.

Dia menambahkan Purbalingga siap menjadi lumbung hortikultura, lantaran daerahnya, baik dataran rendah dan tinggi, cocok untuk ditanami berbagai sayur dan buah-buahan serta memiliki Stasiun Terminal Agrobisnis (STA), sebagai tempat pengiriman produksi sayur-sayurannya ke wilayah lain termasuk Jakarta dan Bandung.

"Purbalingga menargetkan menjadi sentra produksi bawang merah baru di Jawa Tengah setelah Brebes. Dan siap jika Ditjen Hortikultura gelontorkan bantuan," katanya.

Sementara itu, Ketua APHP Bangkit Lestari Bambang Wuryono menegaskan komitmennya untuk selalu menanam cabai pada musim hujan, khsususnya Agustus, apalagi harga jual di tingkat petani selalu bagus sejak enam tahun terakhir.

Dia mengharapkan kerjasama antara Ditjen Hortikultura dengan APHP ke depan dapat lebih baik guna meningkatkan kesejahteraan petani hortikultura.

(T.S025/A039)

Pewarta: Subagyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017