"Itu antaranya Rindogalih (Kecamatan Cibarusah), Muaragembong (Kecamatan Muaragembong, Karangasih (Kecamatan Cikarang Utara), Babelan (Kecamatan Babelan)," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi Aspuri di Kabupaten Bekasi, Minggu.
Menurut dia, alat tersebut berfungsi sebagai penanda bila terjadinya bencana. Dan untuk saat ini baru terpasang lima kecamatan yang dianggap rawan.
Seperti Rindogalih adalah salah satu daerah dengan tingkat kekeringan yang tinggi. Daerah tersebut bila musim kemarau tiba maka akan kesulitan air.
Dan sering kalinya setiap ditanami apapun tumbuhan tidak dapat hidup, serta kandungan air tanahnya juga terbilang sedikit.
Dengan adanya alat tersebut maka masyarakat lebih diuntungkan. Dikarenakan pemerintah daerah maupun pengusaha dapat segera menyalurkan bantuan secara langsung.
Namun lain halnya dengan Kecamatan Muaragembong yang setiap bulan bisa dua hingga tiga kali berturut-turut mengalami banjir dengan ketinggian hingga 10 meter atupun lebih dari itu.
Hal ini dikarenakan pada daerah tersebut adalah pertemuan arus buangan dari bendungan Sungai Citarum dengan air laut.
Namun itu juga perlu diingat bahwa bila air laut sudah mulai naik (air pasang) maka tanpa adanya pertemuan Muaragembong dapat terendam oleh banjir.
Dari dua contoh tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa dengan adanya peran aktif pemasangan alat, kinerja petugas BPBD dapat lebih terbantu.
Ia menambahkan dalam upaya ini sebagai bentuk antisipasi BPBD bekerja sama dengan seluruh elemen pemerintahan dengan menyiapkan pusat kesehatan masyarakat, peralatan tanggap bahaya, dan lain sebagainya.
Hal ini berfungsi sebagai upaya pengawasan dan pertolongan dini kepada masyarakat.
Selain itu, dengan adanya peralatan ini jauh lebih mudah untuk melakukan monitoring ke daerah bencana, kata Aspuri menjelaskan tapi kinerja tersebut tidak berhenti begitu saja, dengan adanya bantuan peralatan deteksi dini bencana maka juga harus ada perawatan.
Dan alat ini nantinya akan terpasang pada 23 kecamatan. Namun untuk saat ini baru lima kecamatan dikarenakan faktor anggaran.
Pewarta: Mayolus Fajar Dwiyanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017