Jakarta (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian berharap kesadaran terhadap resistensi antibiotik (antimikroba/AMR) serta penggunaan yang benar dapat menjadi bagian kurikulum ajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) di Indonesia.Kami berharap terjadi peningkatan pemahaman mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan sebagai calon dokter hewan tentang resistensi antibiotik dan penggunaan obat, sehingga diharapkan dapat menjadi agen perubahan ke arah penggunaan antimikroba yang bijak d
Dalam kuliah umum di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Syamsul Maarif mengatakan Perguruan Tinggi merupakan lembaga yang akan mencetak insan-insan profesional, sehingga diharapkan FKH mampu mencetak tenaga dokter hewan yang memiliki pemahaman tentang resistensi antimikroba dan prinsip-prinsip praktik kedokteran hewan yang baik, khususnya terkait bagaimana antimikroba digunakan secara bijak dan bertanggung jawab.
"Kami berharap terjadi peningkatan pemahaman mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan sebagai calon dokter hewan tentang resistensi antibiotik dan penggunaan obat, sehingga diharapkan dapat menjadi agen perubahan ke arah penggunaan antimikroba yang bijak dan bertanggung jawab," Syamsul melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Ditjen PKH juga mengajak calon dokter hewan untuk peduli dalam penggunaan antimikroba yang bijak untuk mengendalikan resistensi antimikroba di Indonesia.
Syamsul mengatakan saat ini laporan di berbagai negara dunia mencatat adanya peningkatan laju resistensi dalam beberapa dekade terakhir.
Di sisi lain, penemuan dan pengembangan jenis antibiotik (antimikroba) baru berjalan sangat lambat yang artinya pola peningkatan laju resistensi sudah berbanding terbalik dengan penemuan obat antimikroba baru.
Ia menjelaskan jika masyarakat global tidak melakukan sesuatu dalam mengendalikan laju resistensi, AMR diprediksi akan menjadi pembunuh nomor satu di dunia pada 2050 dengan tingkat kematian mencapai 10 juta jiwa per tahun. Kematian tertinggi diprediksi terjadi di kawasan Asia.
Pemerintah pum memiliki peran yang penting dalam mengendalikan laju resistensi antimikroba. Oleh karena itu, Ditjen PKH Kementerian Pertanian mempersiapkan pembentukan Komite Pengendali Resistensi Antimikroba di Kementerian Pertanian dan menyiapkan dokumen rencana aksi serta peta jalan pengendalian AMR dalam kerangka kerja Kesehatan Terpadu (One Health).
Ada pun kuliah umum ini merupakan bagian dari puncak acara Pekan Kesadaran Antibiotik Dunia yang diperingati pada 13-19 November 2017.
Kegiatan ini secara bertahap dilaksanakan di lima universitas yang menyelenggarakan pendidikan kedokteran hewan di Indonesia, yaitu IPB, UNAIR, UNHAS, UDAYANA, dan UGM.
Pekan Kesadaran Antibiotik Dunia telah dilaksanakan beberapa rangkaian kegiatan untuk memperkenalkan dan mengajak kesadaran semua pihak, yaitu pemerintah, masyarakat umum, akademisi, profesional di bidang kesehatan hewan, dan peternak agar dapat terlibat dan berkontribusi dalam mengendalikan laju resistensi AMR melalui kesadaran penggunaan antibiotik yang lebih rasional, bijak dan bertanggung jawab.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017