Bekasi (ANTARA News) - Sedikitnya 66 dari total 513 korban banjir di Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, mulai terserang penyakit akibat berada di antara genangan air yang berlangsung selama sepekan lebih.Totalnya mencapai 66 orang yang mengalami gangguan kesehatan"
"Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) menjadi yang terbanyak berjumlah 21 penderita," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Kusnanto, di Bekasi, Selasa.
Menurut dia, ada lima penyakit yang kini menyerang warga korban banjir berdasarkan hasil observasi tim Puskesmas di dua wilayah setempat, yakni Ciketing Udik dan Bantargebang.
Selain ISPA, kata dia, warga juga mulai diserang penyakit kulit, tercatat 19 orang, hipertensi sebanyak 14 orang, gastritis atau iritasi lambung sebanyak enam orang, diare empat orang dan obs febris atau demam sebanyak dua orang.
"Totalnya mencapai 66 orang yang mengalami gangguan kesehatan," katanya.
Pihaknya mengaku telah menempatkan petugas dari profesi dokter sampai perawat di tenda pengungsian yang berlokasi di perpustakaan Kelurahan Ciketing Udik.
Kusnanto menambahkan, jenis ISPA merupakan penyakit yang paling mendominasi penyebaran virus selama banjir di Kelurahan Ciketing Udik. "Sebab penularan penyakit itu berasal dari kuman yang berada di udara. Jadi korban banjir sangat mudah terkena ISPA," katanya.
Jumlah dokter dan perawat yang disiagakan mencapai sepuluh orang yang terbagi atas dua shift kerja masing-masing lima orang.
Kelima jenis penyakit yang menyerang korban banjir adalah jenis penyakit ringan, sehingga petugas medis yang berjaga di pos penampungan hanya memberikan rekomendasi berobat jalan.
"Mereka hanya diberikan obat sesuai dengan jenis penyakit yang diderita pasien,? ujarnya.
Petugas dari dua Puskesmas masih melakukan pengawasan kepada seluruh warga yang rumahnya terkepung banjir, sambil mempersiapkan kebutuhan obat-obatan yang dianggap penting saat terjadi banjir susulan.
Musibah banjir yang melanda warga di Kelurahan Ciketing Udik berlangsung sejak 11-20 November 2017 dengan ketinggian puncak mencapai 1 meter.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017