"Selain sinar X, juga ada beberapa produk yang digunakan di dunia kesehatan untuk diagnosis dan juga terapi," ujar Kepala BATAN, Djarot Wisnubroto, di Puspiptek, Serpong, Tangerang, Banten, Selasa.
Produk yang dihasilkan BATAN melalui proses iradiasi nuklir itu, yakni Kit Radio Farmaka Mibi (untuk diagnosis fungsi jantung), Kit Radio Farmaka MDP (untuk diagnosis sebaran kanker di tulang), Kit Radio Farmaka DTPA (untuk diagnosis ginjal), Samarium 153 EDTMP (untuk terapi kanker yang menyebar di tulang, dan MIBG 1131 (untuk diagnosis kanker neuroblastoma).
Selanjutnya produk iradiasi nuklir lain yang sedang antre untuk mendapatkan izin yakni Kit Radio Farmaka Etambutol (untuk diagnosis TBC di luar paru), MIBG (untuk terapi kanker neuroblastoma) dan Kit Radiofarmaka MAA (untuk diagnosis kemampuan ginjal).
"Kami juga berupaya untuk meningkatkan kemampuan agar menghasilkan lebih banyak produk," jelas dia.
Sejauh ini, produk yang dihasilkan baru dari reaktor nuklir di Serpong. Ke depan, pihaknya akan mengoptimalkan reaktor nuklir di Bandung, dan juga Yogyakarta. "Agar bisa membantu reaktor yang di Serpong."
Sementara itu, Deputi Bidang Pendayagunaan Teknologi Nuklir BATAN, Hendig Winarno, mengatakan, terapi menggunakan nuklir aman untuk kesehatan asalkan tidak berlebihan. "Misalnya orang hanya boleh rontgen itu dua kali dalam setahun. Namun ada yang harus tiap bulan," kata dia.
Ke depan BATAN mendorong kedokteran nuklir semakin berkembang di Tanah Air. Saat ini, baru ada di 12 rumah sakit di Tanah Air yang memiliki kemampuan di bidang kedokteran nuklir.
Pewarta: Indriani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017