"Penganugerahan doktor HC kepada Pak Thomas ini sudah melalui serangkaian proses ketat," kata Rektor Undip Prof Yos Johan Utama di sela pressconference penganugerahan doktor HC di Semarang, Rabu malam.
Yos menjelaskan selama ini Thomas sudah dikenal secara keilmuannya bidang peternakan dengan berbagai inovasi di industri pakan ternak dan pengolahan daging ayam itu sehingga sudah tidak perlu diragukan lagi.
Menurut dia, berbagai inovasi di bidang peternakan itu pun sudah dituangkannya dalam semacam karya ilmiah yang diuji oleh tim dari Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Undip yang berkompetensi di bidangnya.
Tak cukup itu, Guru Besar Fakultas Hukum (FH) Undip tersebut mengatakan keilmuan Thomas pun diuji lagi oleh Senat Akademik Undip yang beranggotakan sebanyak 71 orang, dan hampir separuhnya adalah guru besar.
"Belum cukup, diuji lagi oleh Dewan Guru Besar. Setelah itu, disuruh membuat intisari karyanya itu langsung di hadapan saya. Dicek, kata demi kata. Artinya, kami tidak main-main memberikan gelar doktor HC ini," katanya.
Yang tidak kalah penting, kata dia, Undip tidak hanya menilai secara kualitas keilmuan, tetapi juga secara "attitude" calon penerima gelar doktor HC sehingga prosedur dan tata caranya memang sudah sedemikian ketat.
"Beliau juga lulusan S1 dan S2 dari perguruan tinggi ternama. Tidak hanya tulisan, tetapi konsepnya sudah dipraktikkan. Kewajiban bagi Undip memberikan penghargaan keilmuan kepada orang yang berhak," kata Yos.
Ketua Senat Undip Prof Sunarso menambahkan selama ini sejarah pemberian gelar kehormatan, termasuk doktor HC yang diharapkan bisa memacu untuk menghasilkan lulusan yang lebih baik, kompeten, dan kompetitif.
"Selama ini, Undip sudah beberapa kali menganugerahkan gelar doktor HC, terakhir Bu Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan). Namun, untuk kalangan `businessman` memang belum. Baru kali ini," kata Guru Besar FPP Undip itu.
Sementara itu, Presdir PT CPI Thomas Effendy mengakui awalnya merasa tidak pantas mendapatkan gelar kehormatan doktor HC dari Undip, tetapi akhirnya bersedia setelah diyakinkan memang pantas mendapatkan gelar itu.
Pria kelahiran Pontianak, 30 Januari 1958 itu bersama CPI telah menggagas berbagai program, seperti Program Bedah Kandang Peternak, membangun Teaching Farm di beberapa universitas, serta berbagai program lainnya.
Thomas akan menyampaikan pidato ilmiah berjudul "Pengembangan Pola Kemitraan Usaha Peternakan Ayam Pedaging Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Produksi Unggas Nasional" saat pengukuhannya, pada Kamis, 23 November 2017.
"Pola kemitraan memungkinkan risiko usaha plasma diminimalisasi, seperti fluktuasi harga yang merugikan peternak, dan sebagainya. Saat ini, kami memiliki sekitar 12 ribu peternak plasma yang menjadi mitra," pungkasnya.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017