Saat menerima timpalannya dari Korea Utara Ri Yong-Ho di Havana, Rabu, Menteri Urusan Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez mengatakan Kuba "mendukung perdamaian dan stabilitas", menambahkan bahwa "hanya setelah dialog dan perundingan solusi politik yang langgeng bisa dicapai" menurut siaran media Kuba.
Berkenaan dengan tindakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan Korea Utara sebagai negara pendukung teror pada Senin, Rodriguez menyatakan menolak apa yang dia sebut sebagai "keterangan dan dikte sepihak" Amerika Serikat mengenai Korea Utara.
Sementara Ri menyalahkan "penggunaan kekuatan militer imperialis yang kian meningkat" sebagai penyebab buruknya situasi di semenanjung Korea, dan menekankan pentingnya hubungan Kuba-Korea Utara sebagai "dua negara pembangun sosialisme."
Kunjungannya dilakukan saat Pyongyang dan Washington terus berselisih mengenai beberapa kali uji coba rudal balistik dan nuklir Korea Utara – sementara hubungan Amerika Serikat dan Kuba, yang dibangun lagi pada 2015 setelah buntu selama 50 tahun, juga memburuk di bawah pemerintahan Presiden Trump.
Pada 23 September, Ri mengecam Trump dalam pidatonya di PBB, dan mengungkapkan "dukungan serta solidaritas besar untuk pemerintah dan rakyat Kuba" menurut siaran kantor berita AFP. (kn)
Pewarta: Antara
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017