"Para penikmat kopi yang mengunjungi pameran tersebut, banyak mencari kopi premium Indonesia. Mereka datang untuk menyangrai dan menyeduh kopinya sendiri," kata Kepala Kamar Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei Robert James Bintaryo, dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat.
TICS merupakan bagian dari Taiwan Coffee, Tea, and Wine Expo 2017 yang diselenggarakan pada tanggal dan tempat yang sama. Nilai transaksi yang sebesar 581,9 ribu dolar AS tersebut diyakini masih akan meningkat.
"Nilai ini belum mencakup semua transaksi yang terjadi dikarenakan masih banyak transaksi yang masih belum final," kata Robert.
Sebanyak 11 perusahaan turut berpartipasi dengan bidang usaha yang cukup beragam, mulai dari eksportir, roaster, hingga importir yang mengolah kopi Indonesia menjadi produk siap konsumsi.
Dalam pameran tersebut, KDEI juga menyelenggarakan cupping show kopi premium Indonesia pada 19-20 November 2017. Sebanyak 12 jenis kopi premium Indonesia disuguhkan melalui kegiatan ini.
Langkah lain yang ditempuh KDEI Taipei untuk mempromosikan kopi Inodnesia antara lain dengan Tour de Coffee pada misi pembelian produk kopi ke Takengon, Aceh. Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung pada 26 November 2017 mendatang.
"Kegiatan yang akan berlangsung selama lima hari ini mencakup program kunjungan ke kebun dan menyaksikan proses pengolahan kopi, cupping, serta one-on-one business meeting ke dalam rangkaian acaranya," ujar Robert.
Sepanjang periode Januari-September 2017, ekspor kopi Indonesia ke pasar Taiwan sudah mencapai 16,4 juta dolar AS atau 10,6 persen dari total impor kopi Taiwan yang sebesar 155,56 juta dolar AS.
Nilai tersebut naik 19,4 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2016. Dengan kinerja tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara pengekspor kopi ke-3 terbesar ke Taiwan setelah Vietnam dan Amerika Serikat serta mengungguli Brasil dan Etiopia.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017